Kamis, 27 Januari 2011

Penyabu Donowarih Terkecoh

Senin, 24 Januari 2011 13:49
Diringkus Saat Akan Madat Bersama Teman
BATU – Satreskoba Polres Batu, kembali mengguratkan prestasi. Setelah meringkus residivis pengedar sabu-sabu (SS), Masykur warga Perum Puri Indah Oro-oro Ombo, kemarin ganti menciduk tersangka pemadat obat haram itu, Mistar alias Gastur, 41 tahun warga Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso.
Ada yang menengarai bahwa Gastur merupakan ‘pasien’ atau konsumen tersangka Masykur, yang sedang kelimpungan harus membeli sabu di Surabaya lantaran tidak bisa membeli pada pria yang sudah tiga kali ditangkap polisi itu.
Namun demikian, dugaan itu dibantah Kasat Reskoba Polres Batu AKP Jaelani, SH. Menurutnya, dua tersangka yang ditangkapnya tersebut merupakan sindikat terpisah, walaupun pihaknya tetap mempertajam pemeriksaan dugaan tersebut. Sedangkan barang bukti yang disita dari Gastur, berupa satu gram sabu.
Bapak satu anak itu dicokok Senin dini hari kemarin, sekitar jam 02.00 di Dusun Bangkon, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo. Saat itu, pria yang sudah mengonsumsi sabu selama lima bulan ini, baru saja membeli obat terlarang tersebut dari Surabaya.
Setiba di Kota Batu dengan mengendarai mobil, dia langsung disergap polisi saat tersangka menuju ke rumah seorang temannya di Desa Pendem.“Setelah kami geledah, ditemukan sepoket plasti sabu di saku celana sebelah kanan. Dia memang sudah menjadi target operasi kami,” tandas Jaelani.
Gastur diketahui tidak sendirian setiap kali memadat sabu, melainkan bersama teman-temannya yang ikut membeli secara patungan. Untuk bisa meringkusnya, polisi pun harus mengintai selama dua minggu dengan berbagai penyamaran termasuk masuk ke lingkungan tersangka dengan pura-pura ikut memesan.
“Dia hanya sebagai pengguna saja, bukan pengedar seperti Masykur yang ditangkap sebelumnya,” terang mantan Kapolsek Bumiaji itu.
Belakangan, sabu-sabu menjadi trend masuk ke Kota Batu meski jaringannya berasal dari luar kota. Karena itu, pihaknya akan terus peningkatan kewaspadaan.“Sabu-sabu memang sekarang kian ngetren, jaringannya cukup banyak dan kami tetap akan melakukan pengembangan,” terangnya. (aim/lyo)

Kamis, 13 Januari 2011

PR BUAT ANDA PARA PEMIMPIN HARAPAN UMMAT DAN BANGSA



  •   Bahwa telah terjadi sebuah peristiwa kejahatan seksual sekaligus kejahatan kemanusiaan yang amat kejam dan sadis, korbannya para murid, para santri, para gadis, serta rumah tangga yang harmonis, aksinya terencana secara sistematis, menggunakan kekuatan magis dan hipnotis, yang sulit dideteksi dan dianalisis, terjadi di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang agamis, yang telah dilakukan berulang-ulang oleh seorang tokoh yang cukup kharismatis, yang pandai berdalih dan beralasan secara diplomatis sehingga para korban hanya dapat pasrah dan menangis dengan luka hati bagai diiris-iris, karena tidak dapat diproses secara yuridis. Akhirnya seumur hidup bagi korban hanya menyisakan sebuah cerita yang amat tragis dan miris dan bagi yayasan akan tersisa bau-bau yang tidak sedap dan amis.
  •  Ada lagi yang lebih parah dan celaka jika peristiwa yang telah terjadi dianggap sebagai persoalan suka sama suka, maka hukum negara tak dapat bicara. Tampaknya jaman sudah berubah cuaca banyak orang masih muda tetapi banyak yang sudah lupa barang yang haram dianggap halal, perkara yang hitam diputihkan. Inilah soal yang paling berbahaya baik secara syariat maupun hukum negara, yang sering dilakukan oleh iblis berwujud manusia, yang pintar merekayasa dan memutarbalikkan fakta.
  •  Bahwa kami sungguh amat resah dan khawatir akan datangnya marabahaya dan balak bencana akibat keserakahan dan ulah manusia jikalau kebenaran dan keadilan sudah tak dapat lagi ditegakkan oleh manusia sebagai khalifah di muka bumi maka petir-petir akan menyambar, angin-angin akan bertiup kencang, hujan-hujan akan turun dengan derasnya, gunung-gunung akan meletus, sungai-sungai akan meluap, bumi-bumi akan bergoyang, munculnya tsunami dan angin puting beliung serta segala sesuatu yang membuat hati manusia was-was, bingung dan linglung.
  •  Bahwa salah satu tanda baik buruknya suatu negara bergantung kepada kaum wanita. Jika baik akhlak kaum wanitanya, maka akan baik pula negara itu. Akan tetapi jika banyak wanita yang berakhlak buruk maka akan semakin buruk pula keadaan negara tersebut. Karenanya wanita punya peran penting dalam pembentukan generasi dan pembangunan mental bangsa.
  •  Dan ingatlah ketika seorang ibu menimang-nimang sang jabang bayi perempuan kesayangannya diwaktu kecil, selalu dibelainya dengan kasih sayang dan dilantunkan dengan tembang seperti yang tergambar dalam tembang “lelo ledung”

Tak lelo lelo lelo ledung
Cup menengo ojo pijer nangis
Anakku sing ayu rupane
Nek nangis ndak ilang ayune
Tak gadang biso urip mulyo
Dadiyo wanito utomo
Ngluhurke asmane wong tuwo
Dadiyo pendekaring bongso
Wis cup menengo anakku
Kae mbulane ndadari
  •  Bahwa alangkah pedih dan perihnya hati seorang ibu ketika menjumpai anak gadisnya yang mulai beranjak dewasa ternyata diguna-guna dan diperdaya oleh iblis berwujud manusia untuk memenuhi nafsu birahi dan angkara murkanya.
  • Bahwa sesungguhnya siapakah yang tega dan rela jikalau putri kesayangannya, istri tercintanya, saudara dekatnya menanggung beban dan rasa malu serta derita tiada tara sepanjang masa, akibat perbuatan bejat dan laknat seorang oknum pemimpin umat ??
  • Bahwa kami hanya bisa berharap dan berdoa semoga Allah SWT segera menurunkan orang-orang kepercayaannya yang berani dan mau bersuara serta bertindak menegakkan kebenaran dan keadilan, karena sesungguhnya DIA adalah seadil-adilnya hakim
  • Dengan tulisan ini kami berharap kepada anda para pemimpin harapan ummat dan bangsa bagaimana cara kami harus mengadu, kepada siapa kami harus mencari keadilan, sementara pelaku tak dapat dijerat dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sehingga si durjana dapat bebas melanglang buana kemana-mana dan ternyata juga bahwa sangsi sosial maupun hukum adat malah tak mampu menjerat, ibarat ada yang berbuat tetapi tiada denda tiada kifarat  sehingga si keparat semakin bebas berakrobat memacu maksiat atau mungkin ini tanda-tanda kiamat semakin dekat, karena banyak kiai bejat yang tega memangsa para santri dan ummat demi nikmat sesaat atau tuntutan khodam yang sesat.
  • Bahwa kami meyakini sesungguhnya ciri-ciri orang beriman yang kalah sebelum berperang adalah ketika dia tidak lagi lantang dan berani menyatakan YANG BENAR ADALAH BENAR dan YANG SALAH ADALAH SALAH serta sudah tidak dapat lagi membedakan MANA YANG HALAL DAN MANA YANG HARAM.
  • Bahwa alangkah sangat tidak terpujinya perilaku dan sikap seorang pimpinan YAYASAN ketika dia mendengar, melihat peristiwa yang telah dialami oleh salah seorang kaumnya justru tidak mau mendengar, melihat atau meneliti masalahnya secara cermat, hanya berbekal hubungan kerabat yang dekat dengan pelaku yang laknat serta minimnya pemahaman tentang syariat sehingga menganggap persoalan maksiat adalah nikmat yang tidak perlu digugat, atau mungkin dia lupa bahwa semua amal perbuatan umat akan dikhisab dan dimintai pertanggung jawaban nanti di akhirat, disaksikan para malaikat dan saksi-saksi ALLAH SWT yang jujur dan taat serta tak dapat disuap.
  • Akhirnya apakah pantas seseorang itu disebut petani, padahal dia tak bisa menanam padi, dan apakah pantas seseorang itu disebut sebagai pande besi sedangkan dia tak bisa membuat belati. Demikian pula halnya dengan seorang pemimpin, pantaskah dia disebut sebagai pimpinan, sementara dia tak mampu mengendalikan diri sendiri dan tak becus mengurus umat.
  •  Atas dasar hal tersebut diatas marilah kita menjadi seorang pemimpin yang sejati dan janganlah kita menjadi pemimpin setengah hati, sebab pemimpin seperti ini ibarat sehelai kain terlalu lebar untuk dibikin sapu tangan dan terlalu sempit untuk dibikin taplak meja.