Senin, 28 Maret 2011

Cinta Lama Berbuah Petaka


Minggu, 27 Maret 2011 17:54
PAKISAJI- Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK) tak selamanya indah. Bahkan bisa berbuah petaka. Seperti yang dialami Atim Mohammad Soleh, 32 tahun, warga Dusun Supiturang, Desa Bocek, Karangploso. Kemarin pagi, dia dikeroyok Imam Ghozali, 43 tahun, warga Desa Wadung, Pakisaji dan dua tetangganya, saat ketahuan janjian dengan Nur Khotimah, 29 tahun, istri Imam Ghozali di tengah kebun tebu, Jalan Pahlawan Bajuri, Desa Wadung, Pakisaji.
Akibat pengeroyokan itu, Atim yang sempat dirawat di RS Ben Mari, harus dirujuk ke RSSA Malang.
Kapolsek Pakisaji, AKP Ni Nyoman mengungkapkan, pihaknya menangkap Imam saat memacul di sawah dan Suprianto, 39 tahun, tetangga Imam di rumahnya. “Satu pelaku inisial ASR masih diburu karena kabur,” ungkapnya. Menurut dia,  pengeroyokan terhadap Atim ini memang buntut dari kekesalan Imam yang seringkali mendapat informasi dari beberapa tetangganya, yang melihat Nur janjian dengan Atim di kebun tebu Desa Wadung. “Korban merupakan pacar Nur saat SMA. Dia sempat bekerja keluar pulau. Ketika kembali ke Malang, ternyata pacarnya ini sudah menikah dengan tersangka Imam. Meski demikian, tidak menyurutkan Atim untuk menggoda Nur ketika Imam pergi ke sawah,” urai perwira tersebut.
Kebetulan, Imam mendengar istrinya janjian bertemu dengan Atim di tempat biasanya kemarin. Dia lantas mengajak Suprianto dan ASR untuk menggerebek lokasi pertemuan tersebut. Begitu bertemu, tanpa banyak kata, Imam dan dua tetangganya ini menghajar Atim dengan balok kayu ataupun tanaman tebu hingga sekarat. Setelah puas melampiaskan amarahnya, ketiga tersangka dan Nur meninggalkan korban seorang diri.
“Saya mengetahui kejadian itu setelah mendapat SMS dari salah seorang warga. Kami langsung meluncur ke TKP dan membawa korban ke rumah sakit,” ujar Ni Nyoman. Ketika diperiksa, Imam mengaku tidak menyesali perbuatannya telah menghajar Atim. “Saya hanya ingin istri saya tahu bahwa perbuatannya berduaan di tengah ladang tebu dengan lawan jenis itu salah dan melanggar kesusilaan. Namun, karena saya kalap melihat istri berduaan, saya pakai cara yang salah dengan menganiaya. Tapi, mau tidak mau sekarang saya harus betanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan,” katanya dengan sedikit tertunduk. (mg2/mar)  

Singosari dan Karangploso Diterjang Putting Beliung


KARANGPLOSO - Setelah Kecamatan Wajak dan Dampit diserang putting beliung beberapa waktu lalu, kemarin siang giliran Kecamatan Singosari dan Karangploso menjadi sasaran putting beliung. Dari dua kecamatan itu, wilayah Karangploso yang mengalami kerusakan paling parah.
Dua titik putting beliung di Dusun Glugur Desa Ngenep dan Desa Girimoyo, kerusakan terparah dialami Dusun Glugur atau wilayah paling Utara Karangploso. Sedikitnya 16 rumah warga di RT01 RW14, mengalami kerusakan pada bagian atap yang rata-rata dari genting.
Namun, kerusakan terparah menimpa dua rumah masing-masing milik Paisah 70 tahun dan Rain 40 tahun, yang keduanya bertetangga. Rumah milik Paisah misalnya, dapur semi permanen yang berukuran sekitar 4 meter X 5 meter, ambruk dihantam putting beliung.
“Saya waktu itu sedang masak di dapur untuk syukuran setahun meninggalnya kakak saya, Satini. Tiba-tiba saja, saat hujan deras dan angin bangunan langsung, bruk dan menimpa saya. Beruntung, saya masih bisa selamat dan langsung memadamkan api serta menyelamatkan LPG,” kata Sriwilujwng, anak Paisah kemarin..
Sementara di rumah Rain, angin menghempaskan seluruh genting bangunan yang berukuran sekitar 6 meter X 12 meter. Bahkan, saat angin menghempaskan genting rumahnya, korban yang tinggal bersama istri dan anaknya, harus menyelamatkan diri dengan keluar dari rumah.
“Sebelum menerjang genting rumah, angin sempat berputar-putar di Utara rumah saya yang persawahan. Makanya, begitu tahu angina mengarahkan ke sini, kami pun langsung menyelamatkan diri keluar rumah,” kata Rain.
Akibat kejadian itu, seisi rumahnya pun basah. Masalahnya, air hujan yang masih sesekali mengguyur lokasi, langsung masuk ke dalam rumahnya yang menyisakan pelindung asbes alias langit-langit. Dengan dibantu warga, bagian atap pun diberi alas plastickuntuk mengantisipasi air masuk ke dalam rumah.
“Kalau kerugiannya, mungkin mencapai Rp 5 Juta,” imbuhnya.
Sementara kerusakan lainnya di Girimoyo, sedikitnya 34 rumah hanya mengalami kerusakan ringan. Yakni, bagian atap alias genting lepas akibat terkena putting beliung.(sit/pit/eno)

Duh Gusti.. Guru Ngaji Cabuli Lima Santri

Pelecehan Seksual Berkedok Agama
 
Sabtu, 26 Maret 2011 16:40:38 WIB
Reporter : Brama Yoga Kiswara

Malang (beritajatim.com) - Entah setan apa yang terlintas dibenak M Rois (54) saat mencabuli dan menggagahi kelima santri ngajinya. Rois yang sehari-harinya dikenal sebagai guru ngaji itu, kini harus mendekam di tahanan Mapolres Malang, Sabtu (26/3/2011) siang.
Terus menundukkan wajahnya, bapak dua anak yang tinggal di Desa Tumpuk Renteng RT10/RW3, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang seakan menyesali perbuatannya. Dengan nada lirih, ia pun berucap, “Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” kata Rois saat ditemui di ruang penyidikan Polres Malang siang ini.
Sementara itu, data yang dihimpun beritajatim.com menyebutkan, Rois ditangkap hari ini setelah orang tua santriwati yang menjadi korban perbuatan amoralnya, melaporkan ke Polisi. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, kasus Rois kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang.

Menurut Rois, sehari-hari, pekerjannya hanyalah buruh tani. Di sela-sela kesibukannya itulah, Rois masih meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak di kampungnya untuk mengaji. Sebagai guru ngaji, Rois tidak sendirian. Ia dibantu anak dan istrinya. Sedang aktivitas memberikan pelajaran mengaji itu, dilakukan Rois di sebuah Mushola yang ada di samping rumahnya.

Rois menuturkan, sebagai pria yang pernah mengenyam dunia Pondok Pesantren, belajar ngaji Iqro dan Al-Quran pun mencoba ia tularkan pada anak-anak putri maupun putra di lingkungan tempat tinggalnya. Namun yang membuat warga kampung tercengang, Rois ternyata memiliki perangai yang jauh dari norma agama.

“Saya khilaf mas. Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” ucap Rois sambil menundukkan kepala.

Diceritakan Rois kembali, sesuai yang dia ingat, bukanlah tujuh orang santri putri yang dia cabuli. Melainkan, hanya lima kali saja. Itupun, untuk dua korban putri yang ada diberkas pemeriksaan dirinya, hanya dicabuli saja tanpa memasukkan alat kemaluannya.

“Saya melakukan itu bukan tujuh kali mas. Namun hanya lima kali saja,” terang bapak dua orang anak itu.

Ditambahkan Rois, tiga kali perbuatannya pada santriwati yang ikut belajar ngaji di rumahnya, ia gerayangi dengan memasukkan jari tangan pada kemaluan tiga korbannya. Karena terangsang, Rois akhirnya coba memasukkan alat kemaluannya pada organ intim ketiga korban tersebut.

Sedangkan untuk dua korban lainnya, Rois hanya mengaku menggerayanginya saja. Sedangkan satu santri ngaji yang ditudingkan warga dan orangtua korban hamil akibat perbuatannya, hal itu dibantah oleh Rois. “Kalau korban yang hamil itu, saya tidak tahu mas. Saya cuma memasukkan jari saja. Saat ini, korban yang hamil itu sudah dinikahkan sama orang tuanya,” papar Rois.

Tertangkapnya Rois bermula dari laporan orang tua Nilam (bukan nama sebenarnya). Nilam adalah santri ngaji Rois pada tahun 2010 lalu. Saat ini, Nilam hamil tujuh bulan. Saat kejadian, usia Nilam masih di bawah 17 tahun. Tak terima perlakukan amoral Rois, orang tua Nilam akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polisi.
Dari sinilah semuanya terbongkar. Dengan sangat menyesal, Rois pun mengakui jika lima santri ngajinya, ia cabuli tanpa sepengetahuan istri dan anaknya yang ikut memberikan pelajaran mengaji.

Menanggapi pengakuan Rois yang hanya melakukan pencabulan lima kali dan bukan tujuh kali, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, AKP Hartoyo SIK mengatakan, lima orang santri ngaji itu yang sudah diperiksa. Sedangkan dua korban lainnya, memang belum diminta keterangan dan diperiksa.

“Dari hasil pemeriksaan korban dan para saksi, ada tujuh santri putri yang menjadi korbannya. Sejauh ini, penyidikan dan pemeriksaan kasus ini memang belum tuntas seluruhnya. Bisa saja ada korban lainnya,” tegasnya. [yog/but]

Guru Ngaji Di Malang Cabuli Lima Santri Benarkah ?

uru Ngaji Di Malang Cabuli Lima Santri Benarkah ? “Dari hasil pemeriksaan korban dan para saksi, ada tujuh santri putri yang menjadi korbannya. Sejauh ini, penyidikan dan pemeriksaan kasus ini memang belum tuntas seluruhnya. Bisa saja ada korban lainnya,” tegasnya.

Malang – Seorang guru mengaji M Rois (54), nekat mencabuli muridnya sendiri yang masih berusia dibawah 17 tahun.
Entah pikiran apa yang merasuk dalam benaknya, pria paruh baya ini dengan bejatnya mencabuli lima murid mengajinya.
Bapak dua anak yang tinggal di Desa Tumpuk Renteng RT10/RW3, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini, terlihat menyesali perbuatannya saat dibekuk apart polisi.
Dengan nada lirih, ia pun berucap, “Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” Sabtu (26/3/2011).
Sementara itu, data yang dihimpun wartawan menyebutkan, Rois ditangkap setelah orang tua Santriwati, salah satu urid Rois, yang menjadi korban perbuatan amoralnya, melaporkan ke Polisi.
Kasus ini segera ditindaklanjuti dan kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang.
Menurut Rois, sehari-hari, pekerjannya hanyalah buruh tani. Di sela-sela kesibukannya itulah, Rois masih meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak di kampungnya belajar mengaji.
Sebagai guru mengaji, Rois tidak sendirian, ia dibantu anak dan istrinya. Sedang aktivitas memberikan pelajaran mengaji itu, dilakukan Rois di sebuah Mushola yang ada di samping rumahnya.
Rois menuturkan, sebagai pria yang pernah mengenyam dunia Pondok Pesantren, belajar mengaji Iqro dan Al-Quran pun ia tularkan pada anak-anak putri maupun putra di lingkungan tempat tinggalnya.
Namun yang membuat warga kampung tercengang, saat megnetahui Rois ternyata memiliki perangai yang jauh dari norma agama.
“Saya khilaf mas. Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” ucap Rois sambil menundukkan kepala.


Image Wallpaper
Download Video Hot
Diceritakan Rois kembali, sesuai yang dia ingat, bukanlah tujuh orang santri putri yang dia cabuli. Melainkan, hanya lima kali saja. Itupun, untuk dua korban putri yang ada diberkas pemeriksaan dirinya, hanya dicabuli saja tanpa memasukkan alat kemaluannya.
“Saya melakukan itu bukan tujuh kali mas. Namun hanya lima kali saja,” terang bapak dua orang anak itu.
Ditambahkan Rois, tiga kali perbuatannya pada santriwati yang ikut belajar ngaji di rumahnya, ia gerayangi dengan memasukkan jari tangan pada kemaluan tiga korbannya. Karena terangsang, Rois akhirnya coba memasukkan alat kemaluannya pada organ intim ketiga korban tersebut.
Sedangkan untuk dua korban lainnya, Rois hanya mengaku menggerayanginya saja. Sedangkan satu santri ngaji yang ditudingkan warga dan orangtua korban hamil akibat perbuatannya, hal itu dibantah oleh Rois. “Kalau korban yang hamil itu, saya tidak tahu mas. Saya cuma memasukkan jari saja. Saat ini, korban yang hamil itu sudah dinikahkan sama orang tuanya,” papar Rois.
Tertangkapnya Rois bermula dari laporan orang tua Nilam (bukan nama sebenarnya). Nilam adalah santri ngaji Rois pada tahun 2010 lalu. Saat ini, Nilam hamil tujuh bulan. Saat kejadian, usia Nilam masih di bawah 17 tahun. Tak terima perlakukan amoral Rois, orang tua Nilam akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polisi.
Dari sinilah semuanya terbongkar. Dengan sangat menyesal, Rois pun mengakui jika lima santri ngajinya, ia cabuli tanpa sepengetahuan istri dan anaknya yang ikut memberikan pelajaran mengaji.
Menanggapi pengakuan Rois yang hanya melakukan pencabulan lima kali dan bukan tujuh kali, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, AKP Hartoyo SIK mengatakan, lima orang santri ngaji itu yang sudah diperiksa. Sedangkan dua korban lainnya, memang belum diminta keterangan dan diperiksa.
“Dari hasil pemeriksaan korban dan para saksi, ada tujuh santri putri yang menjadi korbannya. Sejauh ini, penyidikan dan pemeriksaan kasus ini memang belum tuntas seluruhnya. Bisa saja ada korban lainnya,” tegasnya. [beritajatim/lal]

Ya Ampun... Guru Ngaji Cabuli Lima Santri

INILAH.COM, Malang - Seorang guru mengaji M Rois (54), nekat mencabuli muridnya sendiri yang masih berusia dibawah 17 tahun.

Entah pikiran apa yang merasuk dalam benaknya, pria paruh baya ini dengan bejatnya mencabuli lima murid mengajinya.

Bapak dua anak yang tinggal di Desa Tumpuk Renteng RT10/RW3, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini, terlihat menyesali perbuatannya saat dibekuk apart polisi.

Dengan nada lirih, ia pun berucap, “Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” Sabtu (26/3/2011).

Sementara itu, data yang dihimpun wartawan menyebutkan, Rois ditangkap setelah orang tua Santriwati, salah satu urid Rois, yang menjadi korban perbuatan amoralnya, melaporkan ke Polisi.

Kasus ini segera ditindaklanjuti dan kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang.

Menurut Rois, sehari-hari, pekerjannya hanyalah buruh tani. Di sela-sela kesibukannya itulah, Rois masih meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak di kampungnya belajar mengaji.

Sebagai guru mengaji, Rois tidak sendirian, ia dibantu anak dan istrinya. Sedang aktivitas memberikan pelajaran mengaji itu, dilakukan Rois di sebuah Mushola yang ada di samping rumahnya.

Rois menuturkan, sebagai pria yang pernah mengenyam dunia Pondok Pesantren, belajar mengaji Iqro dan Al-Quran pun ia tularkan pada anak-anak putri maupun putra di lingkungan tempat tinggalnya.

Namun yang membuat warga kampung tercengang, saat megnetahui Rois ternyata memiliki perangai yang jauh dari norma agama.

“Saya khilaf mas. Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” ucap Rois sambil menundukkan kepala.

Diceritakan Rois kembali, sesuai yang dia ingat, bukanlah tujuh orang santri putri yang dia cabuli. Melainkan, hanya lima kali saja. Itupun, untuk dua korban putri yang ada diberkas pemeriksaan dirinya, hanya dicabuli saja tanpa memasukkan alat kemaluannya.

“Saya melakukan itu bukan tujuh kali mas. Namun hanya lima kali saja,” terang bapak dua orang anak itu.

Ditambahkan Rois, tiga kali perbuatannya pada santriwati yang ikut belajar ngaji di rumahnya, ia gerayangi dengan memasukkan jari tangan pada kemaluan tiga korbannya. Karena terangsang, Rois akhirnya coba memasukkan alat kemaluannya pada organ intim ketiga korban tersebut.

Sedangkan untuk dua korban lainnya, Rois hanya mengaku menggerayanginya saja. Sedangkan satu santri ngaji yang ditudingkan warga dan orangtua korban hamil akibat perbuatannya, hal itu dibantah oleh Rois. “Kalau korban yang hamil itu, saya tidak tahu mas. Saya cuma memasukkan jari saja. Saat ini, korban yang hamil itu sudah dinikahkan sama orang tuanya,” papar Rois.

Tertangkapnya Rois bermula dari laporan orang tua Nilam (bukan nama sebenarnya). Nilam adalah santri ngaji Rois pada tahun 2010 lalu. Saat ini, Nilam hamil tujuh bulan. Saat kejadian, usia Nilam masih di bawah 17 tahun. Tak terima perlakukan amoral Rois, orang tua Nilam akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polisi.

Dari sinilah semuanya terbongkar. Dengan sangat menyesal, Rois pun mengakui jika lima santri ngajinya, ia cabuli tanpa sepengetahuan istri dan anaknya yang ikut memberikan pelajaran mengaji.

Menanggapi pengakuan Rois yang hanya melakukan pencabulan lima kali dan bukan tujuh kali, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, AKP Hartoyo SIK mengatakan, lima orang santri ngaji itu yang sudah diperiksa. Sedangkan dua korban lainnya, memang belum diminta keterangan dan diperiksa.

“Dari hasil pemeriksaan korban dan para saksi, ada tujuh santri putri yang menjadi korbannya. Sejauh ini, penyidikan dan pemeriksaan kasus ini memang belum tuntas seluruhnya. Bisa saja ada korban lainnya,” tegasnya. [beritajatim/lal]

Guru Ngaji Perdayai Tujuh Gadis


Jumat, 25 Maret 2011 14:08
TUREN- Moh. Rois alias Sislan, 64 tahun, guru ngaji asal Desa Tumpukrenteng RT10 RW03 Turen, nyaris menjadi bulan-bulan ratusan warga, Kamis (24/3) malam. Dia diketahui memperdayai tujuh santriwatinya dengan dalih mentransfer ilmu gaib. Ulah bejat sang guru ngaji membuat satu santriwati, sebut saja Bunga, 19 tahun, warga desa tersebut hamil delapan bulan. Sedangkan enam santriwati kehilangan kegadisan.
Perbuatan bejat Rois, sapaan pelaku terbongkar, saat suami Bunga mengetahui istrinya hamil. Setelah ditanya, dia mengaku kehamilannya ini hasil ulah guru ngajinya. Spontan, keterangan ini membuat warga Desa Tumpakrenteng geregetan dan mendatangi rumah Rois. Beberapa diantaranya juga melapor ke Mapolsek Turen. Polisi yang mendapat laporan ini, bergerak cepat dan mengamankan tersangka dari rumahnya. “Banyak yang datang sampai jalanan macet. Saya yang menyelamatkan tersangka sebelum dipukuli orang,” ujar Sudik, salah satu warga di Mapolres Malang kemarin.
Pelaku sendiri sempat menginap semalam di Mapolsek Turen kemudian dibawa ke Mapolres Malang. Sampai saat ini tercatat ada tujuh santriwati yang menjadi korban nafsu bejatnya. Namun baru lima santriwati yang berani melapor. Kepada
polisi, tersangka mengaku mengajak para santriwatinya ini melakukan hubungan suami istri dengan dalih mentransfer ilmu gaib.
“Semuanya saya lakukan di rumah saya,” terang Rois. Dia mengaku perbuatan bejat terhadap santriwatinya sudah dilakukan sejak bulan Juni tahun 2009. Sehingga saat aksi itu terjadi, banyak korbannya yang masih berusia 14 tahun dan masih bersekolah. “Mereka tidak mampu menolak paksaan saya. Setiap satu bulan sekali, saya menggilir santri perempuan di dalam kamar khusus. Dalam kamar khusus, saya jejali omongan bakal mendapat ilmu bela diri,” lanjutnya. Sayangnya, meski nyaris dihajar massa, namun dia tidak menampakkan wajah penyesalan ketika digiring ke ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang. “Kami masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap para korbannya. Bisa jadi, korbannya juga akan bertambah karena jumlah santriwatinya banyak,” kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP Hartoyo. (ary/mar)