Kamis, 27 Oktober 2011

Takut, Buang Hasil Curian

Senin, 24 Oktober 2011 14:09
BATU – Sebuah mobil penumpang umum (MPU) jurusan Batu-Ngantang-Kasembon (BNK), bernopol N 476 UK hilang ketika diparkir di samping rumah Sugianto, sang sopir di Jalan Karate, Ngaglik, Senin (24/10) dini hari. Untungnya, mobil tersebut bisa ditemukan di Jalan Raya Karangploso, tepatnya depan Kantor Samsat, pagi harinya.
Diduga, pelaku sengaja meninggalkan mobil tersebut di Karangploso, karena takut kena operasi. Masalahnya, setiap mobil penumpang umum tidak bisa leluasa keluar masuk wilayah lain yang bukan menjadi kawasan trakyeknya, kecuali ada izin khusus dari DLLAJ.
‘’ Pencurian diperkirakan pukul 04.00 atau 04.30, karena pukul 02.00 saya masih melihat mobil itu,’’ ungkap Sugik- panggilan akrabnya, yang pagi ittu langsung mengadu ke Polsek Batu.
Hilangnya mobil tersebut, juga dilaporkan kepada pemilik kendaraan, yakni Sulton Effendy warga Desa Pendem, Kecamatan Junrejo serta kakaknya Rahul Sugiono di Tumpang. Kebetulan, pagi kemarin Rahul sepintas melihat mobil tersebut terparkir di pinggir jalan Karangploso.
‘’ Ternyata benar. Mobil yeng terparkir di Jalan Raya Karangploso, itu adalah kendaraan saya,’’ tambah Sulton yang minta bantuan polisi untuk mengambil kendaraan tersebut. (feb/lyo).

sumber :http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=37619:takut-buang-hasil-curian&catid=47:agropolitan&Itemid=75.

Pedagang Pasar Krangploso Tetap Menolak

Jumat, 21 Oktober 2011 14:50
KARANGPLOSO-Kenaikan retribusi yang bakal dilakukan terhadap 242 pedagang di Pasar Karangploso, secara mendadak dibatalkan. Jika sebelumnya untuk retribusi bulanan toko dengan luas 15 meter persegi dikenakan Rp 110 ribu dan toko 16 meter persegi dikenakan Rp 117 ribu, kemarin pedagang mendapat kertas revisi perubahan.
Revisi itu, menerangkan jika retribusi bulanan untuk toko menjadi Rp 94,6 ribu. Harga itu, berlaku untuk toko dengan luas 15 meter persegi atau pun 16 meter persegi.
“Apa yang menjadi perubahan retribusi bulanan tiba-tiba menjadi Rp 94,6 ribu, seluruh pedagang tidak tahu. Masalahnya, kami baru mendapat kertas revisi ini pada pagi tadi (kemarin). Itu pun, klarifikasi dari nominal yang diberlakukan tersebut tidak ada. Justru, mereka memakai rujukan retribusi bulanan yang sebelumnya akan diberlakukan Rp 110 ribu atau Rp 117 ribu, kini menjadi Rp 94,6 ribu,” kata Ida Noor Widayati salah satu pedagang Pasar Karangploso.
Meski pada retribusi bulanan diturunkan, tambah ibu yang menempati toko pracangan dengan luas 15 meter persegi itu, namun pihaknya tetap akan melakukan penolakan pembayaran. Mengingat, uraian dari harga baru itu tidak ada. Termasuk, rencana kenaikan juga tidak dihimbau atau disosialisasikan lebih dahulu kepada pedagang.
“Kami baru diberitahu rencana kenaikan retribusi, itu pada 29 September. Dengan kata lain, dua hari menjelang perberlakukan Perda No 10, sosialisaikan baru dilakukan kepada pedagang. Untuk itulah, penolakan retribusi tetap akan dilakukan. Caranya, pedagang tetap akan melakukan pembayaran retribusi dengan harga bulanan semula yakni seperti toko dengan luas 15 meter persegi, tetap membayar Rp 59 ribu,” tambahnya.
Ditanya mengenai revisi bulanan yang diterima pedagang, Ida menjelaskan, selebaran kertas itu tertanda Kepala Unit Pelaksana Teknis Pasar Karangploso, Suyadi. Sementara isi yang tertuang dalam selebaran, hanya menjelaskan mengenai toko.
“Dalam selebaran tertanda Kepala Pasar Karangploso ini hanya menerangkan tentang retribusi toko. Sementara untuk bedak, justru tidak dijelaskan. Padahal, bedak dan los mengalami perubahan kenaikan pula,” ungkapnya kepada Malang Post.
Sebagaimana diberitakan, sejak Oktober ini pedagang Karangploso dibuat resah. Penyebabnya, muncul edaran Perda yang menjelaskan jika kenaikan retribusi hampir mencapai 100 persen. Akibatnya, sekitar 242 pedagang menyampaikan surat kepada Bupati Malang, yang isinya akan menolak kenaikan retribusi. (sit/jon)

sumber : http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=37511:pedagang-pasar-krangploso-tetap-menolak&catid=66:merto-raya&Itemid=97.

Rabu, 26 Oktober 2011

Kawasan Segitiga Emas Akan Dimaksimalkan



    Karangploso (20/10)- Kecamatan Karangploso yang diapit dua daerah maju, yakni Kota Batu dan Malang akan dimaksimalkan potensinya. Kawasan tiga daerah yang kini disebut sebagai segitiga emas ini, dikatakan Bupati H. Rendra Kresna memiliki letak yang strategis sebagai penghubung kawasan wisata Batu dan kawasan perdagangan Kota Malang. Pemkab. Malang serius untuk menggarap potensi menggiurkan ini yang rencananya akan membangun rest area di daerah barat kecamatan, tepatnya di Desa Donowarih. “Nantinya wisatawan yang akan ke Kota Batu harus mampir dulu ke Karang Ploso untuk membuang uangnya disini,” ungkap Bupati di sela kegiatan Anjangsana di Rangangploso kemarin (19/10). “Ini merupakan potensi besar yang harus kita optimalkan,” lanjutnya.
    Seperti disampaikan oleh Suroto, SH, MM, camat Karangploso kawasan ini memiliki banyak potensi unggulan. Mulai dari perdagangan, perindustrian, peternakan, kerajinan dan terutama pertanian dengan produk unggulan padi. “Potensinya juga tersebar,” ungkap Suroto. Mantan Kabag Humas ini juga menambahkan selain perdagangan dan pertanian, daerah ini juga tergolong penghasil susu sapi. Total, setiap hari para peternak menyumbangkan 9,8 ton susu ke Nestle dengan nilai kurang lebih Rp. 35 juta. Kawasan ini juga termasuk sebagai salah satu kecamatan penghasil padi di Kabupaten Malang. Tahun lalu, produksinya surplus sebesar 4.837 ton. Beragam prestasi juga mampir ke kecamatan ini, seperti yang disandang oleh Ibu Erlyn yang menjuarai lomba UPPKS tingkat provinsi Jawa Timur dan menjadi runner up lomba UPPKS tingkat nasional beberapa waktu lalu.
    Kedatangan bupati beserta jajaran pejabat dilingkungan Pemkab. Malang juga menjadi waktu yang tepat bagi warga berpenduduk 75.050 jiwa ini untuk urun rembug mengenai pembangunan. Contohnya bagi Siswanto, pemuda Karang Taruna asal Mbocek. “Kami ingin mandiri, kami ini tidak ingin sekedar menjadi penonton. Namun, kami ini terkendala biaya,” keluh Siswanto bersemangat. Begitupula dengan uneg uneg Erlyn Sulistyowati dan Nanan Hanafi. Kedua warga kecamatan yang terkenal dengan sayurnya ini juga ingin dilibatkan dalam pembangunan rest area serta kesejahteraan kader posyandu.
    Bupati menyatakan akan membantu pembangunan sarana yang banyak dibutuhkan warga setempat. Termasuk tekad untuk membangun sebuah rest area yang nantinya akan menawarkan berbagai produk asal kecamatan Karangploso. Seperti sayur, kerajinan kain perca, anyaman, manufaktur, kerajinan bambu serta aneka makanan dari buah. Pada kesempatan tersebut, Pemkab juga memberikan beragam bantuan kemasyarakatan seperti untuk tempat ibadah, kesenian, olahraga, biogas sampai pelayanan Kartu Nomor Induk Kesenian (NIK).

KY teken MOu Bidang Hukum dengan UMM

    Sementara itu, selepas dari Karangploso, bupati melanjutkan kegiatan menghadiri penandatanganan MOu antara Komisi Yudisial (KY) RI dengan Universitas Muammadiyah Malang. Acara yang berlangsung di Dome UMM ini dihadiri langsung oleh Ketua KY RI Prof. Dr. Erman Suparto, SH, MH serta Rektor UMM DR. Muhajir Effendi, MAP. Isi pokok MOU ini antara lain kerjasama ini dilakukan untuk mendorong institusi dan lembaga kerja masing-masing. Ruang lingkup yang termasuk didalamnya adalah penelitian, diklat, sosoalisasi dan pertukaran info, peningkatan SDM serta program lainnya.
    “Keputusan dalam hukum sangat berbahaya, karena hak dapat berpindah-pindah. Juga hak-hak itu bisa terkekang. Maka dari itu, seorang hakim harus memahami hukum acara,” kata Erman saat memberi kata sambutannya. Sedangkan Muhajir mengungkapkan bahwa kalau ingin membenahi hukum harus berasal dari pelaku hukum itu sendiri. “Jika titik peka ini kita mulai, maka yang lain akan mengikuti,” yakin Muhajir. Bupati menyampaikan bahwa untuk menciptakan keadilan yang baik, seorang hakim harus jujur. Kita saat ini akan menentukan langkah strategis mengingat saat ini keadilan masih sangat jauh,” ungkap bupati.
    Usai melakukan penandatanganan, Erman Suparto meneruskan acara dengan sebuah kuliah umum dengan judul “Menjamin Independensi dan Akuntabilitas Kekuasaan Kehakiman demi Tegaknya Hukum Yang Sebenarnya.” Seluruh mahasiswa Fakultas Hukum UMM menjadi peserta kuliah sehari ini. (Humas/loh)

sumber : http://www.malangkab.go.id/?page=91&id=893                                                                                                                                                                                    

KARANGPLOSO BERBENAH

Pertigaan Pasar Karangploso KabMalang.com
  Karangploso (20/10) - Kecamatan Karangploso yang diapit dua daerah maju, yakni Kota Batu dan Malang akan dimaksimalkan potensinya. Kawasan tiga daerah yang kini disebut sebagai segitiga emas ini, dikatakan Bupati H. Rendra Kresna memiliki letak yang strategis sebagai penghubung kawasan wisata Batu dan kawasan perdagangan Kota Malang. Pemkab. Malang serius untuk menggarap potensi menggiurkan ini yang rencananya akan membangun rest area di daerah barat kecamatan, tepatnya di Desa Donowarih. “Nantinya wisatawan yang akan ke Kota Batu harus mampir dulu ke Karang Ploso untuk membuang uangnya disini,” ungkap Bupati di sela kegiatan Anjangsana di Rangangploso kemarin (19/10). “Ini merupakan potensi besar yang harus kita optimalkan,” lanjutnya.
    Seperti disampaikan oleh Suroto, SH, MM, camat Karangploso kawasan ini memiliki banyak potensi unggulan. Mulai dari perdagangan, perindustrian, peternakan, kerajinan dan terutama pertanian dengan produk unggulan padi. Mantan Kabag Humas ini juga menambahkan selain perdagangan dan pertanian, daerah ini juga tergolong penghasil susu sapi. Kawasan ini juga termasuk sebagai salah satu kecamatan penghasil padi di Kabupaten Malang. Beragam prestasi juga mampir ke kecamatan ini, seperti yang disandang oleh Ibu Erlyn yang menjuarai lomba UPPKS tingkat provinsi Jawa Timur dan menjadi runner up lomba UPPKS tingkat nasional beberapa waktu lalu.

Jumat, 21 Oktober 2011

Desak Bangun SMPN di Karangploso

Rabu, 19 Oktober 2011 13:48
MALANG–Warga Kecamatan Karangploso mendesak Pemkab Malang untuk menambah jumlah SMPN di wilayahnya. Meski sudah pernah mengajukan beberapa tahun lalu, hingga saat ini belum juga ada realisasi tambahan jumlah SMPN di wilayahnya.
Dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, hanya ada dua kecamatan yang hanya memiliki satu SMPN saja. Di kecamatan lainnya, jumlah SMPN yang berdiri sudah lebih dari satu. Dua kecamatan yang hanya memiliki satu SMPN yakni, Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Dau yang semuanya berbatasan dengan Kota Malang.
“Setiap kali ada pertemuan dengan SKPD selalu disampaikan. Hingga beberapa tahun, tapi belum juga ada realisasinya. Padahal, masyarakat sudah sangat berharap ada tambahan SMPN di Kecamatan Karangploso,” kata Ansori, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Karangploso kepada Bupati Malang, Rendra Kresna saat menggelar anjangsana sosialisasi misi visi Madep Mantep di kantor Kecamatan Karangploso, kemarin.
Dengan hanya satu SMPN di Karangploso, kesempatan siswa untuk melanjutkan ke SMPN sangat terbatas. Padahal, jumlah siswa SD di Karangploso mencapai 27 ribu siswa, sedangkan jumlah siswa SMP mencapai 10 ribu siswa.
Pendidikan sebagai pilar bangsa harusnya dapat dinikmati semua orang. Kesempatan untuk sekolah di SMPN pun harusnya memiliki kesempatan yang sama. Jika dibandingkan dengan kecamatan tetangganya, Kecamatan Singosari akan memiliki empat SMPN. Saat ini sudah berdiri 3 SMPN dan akan segera berdiri tanbahan satu SMPN.
“Kami berharap ada realisasinya dalam waktu dekat. Karena sudah dibutuhkan masyarakat Karangploso,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwandi siap merealisasikan keinginan masyarakat Karangploso, jika masyarakatnya mendukung dan sudah menyiapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Tahun 2006 lalu, Pemkab Malang pernah akan membangun tambahan SMPN baru di Karangploso. Semua anggaran dan penunjangnya sudah dipersiapkan tapi ditentang masyarakat sendiri, Hingga akhirnya pembangunan itu tidak dapat dilakukan hingga kini.
Untuk dapat merealisasikan tambahan SMPN baru, Suwandi berharap ada dukungan dari masyarakat dengan menyiapkan lahannya serta dukungan masyarakat setempat. Kalau kedua syarat itu sudah terpenuhi akan mudah untuk mengajukan dana pembangunannya ke pemerintah pusat.
“Selama ini belum ada proposal pembangunan SMPN baru dari Kecamatan Karangploso. Kalau proposal itu segera masuk akan kami ajukan secepatnya kepada pemerintah pusat. Asalkan dua persyaratan itu dapat dipenuhinya,” terangnya. (aim/jon)

Bangun Rest Area di Donowarih

Rabu, 19 Oktober 2011 13:47
KARANGPLOSO–Pemkab Malang akan segera membangun rest area yang dilengkapi dengan pusat belanja di Karangploso. Rencananya, perencanaan dan pembangunan tahap awal rest area sudah dapat dimulai tahun 2012 mendatang.
Rest area itu akan menjadi jujugan wisatawan yang akan berwisata ke Kota Batu dan sekitarnya. Rest area akan menjadi wisata belanja bagi para wisatawan. Karena Karangploso akan menjadi daerah segitiga mas di Malang Raya akan melintasi wilayah Malang Raya.
“Perencanaanya akan dimulai tahun 2012 mendatang. Harapannya, bangunan awal juga sudah dapat dimulai tahun yang sama. Dan dapat dilanjutkan pada tahun berikutnya,” kata Bupati Malang, Rendra Kresna saat anjangsana ke Kecamatan Karangploso, kemarin.
Seperti diketahui, Karangploso menjadi jalur utama wisatawan dari Surabaya dan sekitarnya yang akan berwisata ke Kota Batu. Keberadaanya sangat strategis untuk menjaring wisatawan dengan pusat wisata belanja yang akan dipadu dengan keberadaan rest area.
Rencananya, rest area akan dibangun di atas lahan seluas dua hektar milik tanah Desa Donowarih Kecamatan Karangploso. Keberadaan rest area akan menjadi satu dengan pasar sayur yang ada saat ini. Agar rest area akan memiliki banyak pusat belanja bagi para wisatawan. Saat ini saja, pasar sayur Karangploso sudah menjadi pusat pasar sayur dari beberapa daerah. Banyak pedagang dari beberapa daerah yang berbelanja dalam jumlah besar di pasar sayur Karangploso.
“Nantinya akan menjadi satu. Pasar sayur akan menjadi satu dengan rest area yang akan dibangun nantinya,” ungkapnya.
Rest area akan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Karangploso dan sekitarnya. Tidak hanya dilalui para wisatawan saja, tapi juga bisa menjadi jujugan para wisatawan. (aim/jon)                                                         

Minggu, 09 Oktober 2011

Pemkab-Pemkot Nego Kontribusi Tiga Sumber Air

Jumat, 07 Oktober 2011 13:52
MALANG-Pemkab dan Pemkot Malang dalam tahap negosiasi pemanfaatan tiga sumber air di wilayah Kabupaten Malang. Terdiri dari Sumbersari yang ada di Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso debit 40 ltr/dtk, Sumber Karangan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso debit 80 ltr/detik dan Wendit di Desa Mangliawan Kecamatan Pakis debit 1.500 ltr/dtk.
Pemkot Malang sudah lama memanfaatkan tiga sumber air melalui nota perjanjian kerjasama (MoU). Setiap tiga tahun sekali MoU tersebut direvisi untuk melakukan sejumlah penyesuaian. Tahun ini, draft MoU direvisi untuk mengubah nilai kontribusi dalam perjanjian lama.
Kontribusi yang diberikan Pemkot kepada Pemkab Malang selama ini sebesar Rp 65/m3. Saat ini masih terjadi negosiasi ulang nilai kontribusi yang akan dituangkan pada pembaharuan MoU. Pemkab Malang meminta tambahan kontribusi pemakaian air tiga sumber tersebut.
Kontribusi yang ditawarkan Pemkab kepada Pemkot Malang sebesar Rp 150/m3 yang masih ditawar sebesar Rp 90/m3. Sehingga belum tercapai kesepakatan mengenai besaran kontribusi air dari dua pemerintahan tersebut.
”Masih perlu ada pertemuan lagi terkait kesepakatan kontribusi dalam pemakaian air, jika memang nantinya kedua belah pihak sepakat bisa dilanjut penandatangan MoU,” ujar Ir. Fathor Rachman, MM Kabag Kerjasama Pemkab Malang.
Saat ini juga masih belum ada payung hukum yang mengatur kerjasama pemakaian sumber daya air. Akan tetapi hak dan kewajiban kedua belah pihak sudah tertuang didalam MoU yang bakal ditandatangani.
Sementara itu menurut, Budi Iswoyo, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemkab Malang menambahkan sampai saat ini belum ada kesepakatan. Meski demikian pembicaraan sudah ada titik terang karena kedua belah pihak sudah saling menyebut angka.
“Hal ini juga masih perlu dilaporkan pada Bupati, tinggal menunggu kata sepakat saja,” ungkap dia.
Sementara itu, DPRD Kabupaten Malang menyarankan agar dibentuk Perda tersendiri mengenai pemanfaatan air antar daerah. Saat ini yang digodog dewan hanya Perda tentang pengaturan Sumber Daya Air (SDA) belum mencakup ke ranah kerjasama. SDA  di wilayah Kabupaten Malang sangat banyak mencapai 560 sumber.
“Kalau Raperda SDA yang akan didok itu isinya global karena induknya di PP 42/2008, hanya mengatur soal air permukaan, air bawah tanah dan sumber air, lebih mengenai menjaga keselamatan sumber air dan kewajiban konservasinya ” kata Ali Hartono Ketua Pansus Raperda SDA.
Menurut Ali, Perda terkait pengelolaan SDA sangat mendesak, untuk meminimalisir konflik pemakaian air. Misalnya suatu ketika muncul adanya sumber air di pekarangan warga. Bila tidak ada payung hukum maka bisa saja terjadi pemanfaatan sumber air yang tidak pada tempatnya.
“Kami ingin akan ada usulan dari eksekutif maupun inisiatif dari dewan. Jika ada sumber air yang berada di lahan milik perseorangan, apakah nanti pemerintah harus memberi ganti rugi?,” pungkasnya.(ary/jon)

sumber : http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=36842:pemkab-pemkot-nego-kontribusi-tiga-sumber-air&catid=66:merto-raya&Itemid=97

Jumat, 07 Oktober 2011

Donowarih dan Tawangargo Jadi Desa Wisata


ILUSTRASI - Foto: kompas

 KARANGPLOSO, MALANGRAYA.info – Tahun ini Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemkab Malang menggelar delapan proyek penelitian di Kabupaten Malang. Penelitian itu dikerjakan oleh rekanan yang telah mengikuti mekanism. Hasilnya proyek penelitian itu digunakan untuk kemajuan Kabupaten Malang ke depan.
Penelitian tersebut sudah dipaparkan di ruang Anusapati kantor Pemkab Malang kepada Dewan Riset Daerah (DRD). Beberapa penelitian tersebut antara lain, mengenai potensi daerah dari pariwisata, pertanian, serta penelitian tentang optimalisasi kinerja SDM Pemkab Malang dalam pelayanan publik.
“Salah satu penelitian adalah pembentukan Desa Wisata Karangploso yakni Desa Donowarih dan Tawangargo,” ujar Kepala Balitbang, Ir. Helijanti Koentari.
Menurut dia, di Desa Donowarih memiliki potensi wisata ritual di Gunung Mujur serta terdapat kolam renang agro kecana. Disisi lain, desa itu juga memiliki komunitas tradisional di Dusun Boro Gragal. Serta terdapat pencak silat, kuda lumping dan rest area dua hektare serta mata air umbulan.
“Kalau Tawangargo ada potensi religi hadrah, jaranan, area camping di Dusun Boro Gadang wisata sumber air Sumbersari serta sentra holtukultura keempat selain Pujon, Batu dan Poncokusumo,” terangnya.
Juga dilakukan penelitian potensi daerah dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam penelitian itu yang lebih diutamakan ada terkait pengembangan wilayah Malang Utara berbasis pertanian sebagai penunjang sektor wisata. Hasil penelitian tersebut sudah dilemparkan ke DRD dan mendapatkan masukan.
“Masukan dari DRD bahwa peningkatan daya tarik wisata melibatkan peran serta masyarakat dari sektor pertanian tentu melibatkan Pasar Wisata Karangploso,” jelas dia.
Nah, untuk pasar Karangploso di Kabupaten Malang maka masih perlu ditingkatkan menjadi pasar wisata. Yang diperlukan lagi adalah mempercepat akses baik itu akselerasi transportasi menuju lokasi. Pasalnya, daerah Pasar Karangploso ini berada di jalur strategis menuju ke Kota Batu sebagai tujuan para wisatawan di saat musim liburan.

sumber : http://www.malangraya.info/2011/10/02/191008/5762/donowarih-dan-tawangargo-jadi-desa-wisata/

Donowarih Dijadikan Desa Wisata

Minggu, 02 Oktober 2011 14:02
 MALANG–Tahun ini Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemkab Malang menggelar delapan proyek penelitian di Kabupaten Malang. Penelitian itu dikerjakan oleh rekanan yang telah mengikuti mekanism. Hasilnya proyek penelitian itu digunakan untuk kemajuan Kabupaten Malang ke depan.
Penelitian tersebut sudah dipaparkan di ruang Anusapati kantor Pemkab Malang kepada Dewan Riset Daerah (DRD). Beberapa penelitian tersebut antara lain, mengenai potensi daerah dari pariwisata, pertanian, serta penelitian tentang optimalisasi kinerja SDM Pemkab Malang dalam pelayanan publik.
“Salah satu penelitian adalah pembentukan Desa Wisata Karangploso yakni Desa Donowarih dan Tawangargo,” ujar Kepala Balitbang, Ir. Helijanti Koentari.
Menurut dia, di Desa Donowarih memiliki potensi wisata ritual di Gunung Mujur serta terdapat kolam renang agro kecana. Disisi lain, desa itu juga memiliki komunitas tradisional di Dusun Boro Gragal. Serta terdapat pencak silat, kuda lumping dan rest area dua hektare serta mata air umbulan.
“Kalau Tawangargo ada potensi religi hadrah, jaranan, area camping di Dusun Boro Gadang wisata sumber air Sumbersari serta sentra holtukultura keempat selain Pujon, Batu dan Poncokusumo,” terangnya.
Juga dilakukan penelitian potensi daerah dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam penelitian itu yang lebih diutamakan ada terkait pengembangan wilayah Malang Utara berbasis pertanian sebagai penunjang sektor wisata. Hasil penelitian tersebut sudah dilemparkan ke DRD dan mendapatkan masukan.
“Masukan dari DRD bahwa peningkatan daya tarik wisata melibatkan peran serta masyarakat dari sektor pertanian tentu melibatkan Pasar Wisata Karangploso,” jelas dia.
Nah, untuk pasar Karangploso di Kabupaten Malang maka masih perlu ditingkatkan menjadi pasar wisata. Yang diperlukan lagi adalah mempercepat akses baik itu akselerasi transportasi menuju lokasi. Pasalnya, daerah Pasar Karangploso ini berada di jalur strategis menuju ke Kota Batu sebagai tujuan para wisatawan di saat musim liburan.(ary/jon)

sumber: http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=36616:donowarih-dijadikan-desa-wisata&catid=66:merto-raya&Itemid=97