Selasa, 28 Februari 2012

Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di Malang


Sabtu, 25 Februari 2012 20:25 WIB

Rumah rusak akibat puting beliung
Malang, (tvOne).

Puluhan rumah di empat desa di Kabupaten Malang, Jawa Timur rusak akibat terjangan angin puting beliung. Empat desa yang terkena puting beliung yakni Desa Ngiju, Bocek, Tawangargo serta Desa Donowarih, wilayah Kecamatan Karangploso pada Sabtu, (25/2).

Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Apriliyanto di Malang, mengatakan, angin puting beliung itu menerjang sedikitnya empat desa sekitar pukul 14.15 WIB, namun laporan kerusakan baru masuk sekitar pukul 18.00 WIB.

"Laporannya memang baru masuk ke PMI Kabupaten Malang, dan puting beliung itu menerjang sedikitnya empat desa. Sementara kita masih menunggu laporan lanjutan," kata Apriliyanto ketika dikonfirmasi.

Dikatakannya, kerusakan rumah yang terdata di Desa Ngiju meliputi 23 rumah rusak ringan, sembilan rusak sedang dan tujuh rumah rusak berat. Sedangkan di Desa Bocek terdata 6 rumah rusak ringan, Desa Tawangargo 7 rumah rusak ringan dan wilayah Donowarih 4 rumah rusak ringan.

"Untuk korban jiwa masih terdata dua orang mengalami luka-luka ringan, yakni atas nama Dina (31) dan Timuna (82), dan koban sudah kita bawa ke Pusekemas terdekat," katanya.

Apriliyanto mengatakan, kini sejumlah pejabat tingkat kecamatan atau muspika, sedang melakukan kerja bhakti bersama warga yang rumahnya mengalami kerusakan. "Kita belum mengetahui kerugian akibat puting beliung itu, dan kita berharap masyarakat untuk tetap waspada, khusunya di wilayah Kabupaten Malang," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Karangploso, memprediksi, angin puting beliung masih terus mengancam wilayah Kabupaten Malang dalam sepekan mendatang.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Karangploso, Rahmatullah Adji meminta, masyarakat di kawasan Malang Raya, yaitu Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca tersebut.

"Memang dalam beberapa hari ini cuaca panas, dan hujan diprediksi turun dalam beberapa hari kedepan, namun perubahan cuaca ini masih dibayangi dengan kemunculan angin puting beliung," katanya. (Ant)

Puluhan Rumah di Malang Hancur Disapu Puting Beliung


February 25th, 2012 by Admin  REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Angin puting beliung уаng menerjang wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, merusak puluhan rumah dі empat dеѕа wilayah іtυ, yakni Dеѕа Ngiju, Bocek, Tawangargo ѕеrtа Dеѕа Donowarih, wilayah Kecamatan Karangploso, Sаbtυ.
Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Apriliyanto dі Malang, mengatakan, angin puting beliung іtυ menerjang sedikitnya empat dеѕа ѕеkіtаr pukul 14.15 WIB, nаmυn laporan kerusakan baru masuk ѕеkіtаr pukul 18.00 WIB.
“Laporannya mеmаng baru masuk kе PMI Kabupaten Malang, dаn puting beliung іtυ menerjang sedikitnya empat dеѕа. Sementara kіtа masih menunggu laporan lanjutan,” kаtа Apriliyanto ketika dikonfirmasi.
Dikatakannya, kerusakan rumah уаng terdata dі Dеѕа Ngiju meliputi 23 rumah rusak ringan, sembilan rusak sedang dаn tujuh rumah rusak berat. Sеdаngkаn dі Dеѕа Bocek terdata 6 rumah rusak ringan, Dеѕа Tawangargo 7 rumah rusak ringan dаn wilayah Donowarih 4 rumah rusak ringan.
“Untυk korban jiwa masih terdata dua οrаng mengalami luka-luka ringan, yakni аtаѕ nama Dina (31) dаn Timuna (82), dаn koban sudah kіtа bawa kе Puskesmas terdekat,” katanya.

Puting Beliung Terjang Malang

MALANG| SURYA Online- Angin puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Malang, Jatim dan merusak puluhan rumah di empat desa, Sabtu (25/2/2012).
Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Apriliyanto di Malang, mengatakan, angin puting beliung itu menerjang sedikitnya empat desa sekitar pukul 14.15 WIB, namun laporan kerusakan baru masuk sekitar pukul 18.00 WIB.
“Laporannya memang baru masuk, dan sedikitnya empat desa. Sementara kami masih menunggu laporan lanjutan,” kata Apriliyanto.
Dikatakannya, kerusakan rumah yang terdata di Desa Ngiju meliputi 23 rumah rusak ringan, sembilan rusak sedang dan tujuh rumah rusak berat. Sedangkan di Desa Bocek terdata 6 rumah rusak ringan, Desa Tawangargo 7 rumah rusak ringan dan wilayah Donowarih 4 rumah rusak ringan.
“Dua orang mengalami luka-luka ringan, yakni atas nama Dina (31) dan Timuna (82), dan koban sudah kita bawa ke Pusekemas terdekat,” katanya.

Dilengkapi Sajian Kesenian Malang Raya


KOTA WISATA BATU harus mampu membangun rest area, yang dilengkapi kamar mandi untuk menampung 3.000 orang dalam sehari. Dengan kapasitas seperti itu, setidaknya dibutuhkan 70 unit kamar mandi bagi para wisatawan. Minimal, rest area harus menampung sekitar 10 bus.
Harapan itu dikemukakan Drs Sarbini M. Phil, sesepuh Forum Silaturahmi Insan Pariwisata (Posipa) Indonesia yang berpusat di Jogjakarta. Melihat pertumbuhan kota ini yang pesat, dinilai Sarbini justru tak diikuti fasilitas tersebut. Padahal selama ini, kebutuhan utama orang yang hendak berwisata dengan armada bus, tak lain tempat transit.
“ Selain kamar mandi, rest area itu juga harus bisa dipakai untuk sarapan pagi sekitar 3000 orang. Jadi harus dilengkapi warung-warung ataupun rumah makan,” ungkapnya kepada mingguan Kota Wisata (Malang Post Group).
Keberadaan zona istirahat itu, bakal menjadi solusi kemacetan ataupun solusi atas ketidaknyamanan wisatawan. Sehingga ketika berada di tempat wisata, mereka sudah rapi dan tinggal menikmati suasana. Bukan malah kebingungan mencari kamar mandi ketika pertama kali datang ke lokasi wisata. “Saya kira jika ada rest area, maka kemacetan akan teratasi juga,” tandasnya.
Gayung itu justru disambut Pemkab Malang, yang wilayahnya berbatasan dengan kota ini. Tender Detail Engineering Design (DED) rest area di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, sudah dilakukan. Kolasinya pun sangat strategis berada di pintu masuk menuju Kota Batu dari arah Surabaya, yang benar-benar cukup ideal.
Didik Gatot Subroto, Kades Tunjungtirto Kecamatan Singosari, sekaligus pemerhati Kota Batu mendukung penuh upaya itu. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat harus menseriusi pembangunan tersebut dengan menyiapkan infrastruktur dan SDM. Contohnya, pemerintah berkewajiban melebarkan jalan raya, sedangkan masyarakat meningkatkan kapasitas mereka.
“Masyarakat setempat harus mampu menjadi guide lokal, dengan memperdalam pengetahuan potensi daerah mereka serta Malang raya, karena rest area ini juga harus menjadi pusat informasi,” tegas Didik yang belakangan ini getol membangkitkan potensi desa wisata Kota Batu ini.
Paling utama, dinas lain seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar, juga wajib menyiapkan diri. Termasuk juga Dinas Koperasi dan UMKM, yang segera melakukan inventarisir potensi. Rest area harus dilengkapi pusat oleh-oleh, yang nantinya diisi pelaku usaha yang diinventarisir kedua dinas itu.
”Seluruh potensi Kabupaten Malang dan Kota Batu, harus bisa ditampilkan di tempat itu melalui inventarisasi produk unggulan oleh dinas terkait, baik dalam bentuk oleh-oleh dan suvenir yang layak disajikan,” bebernya.
Donowarih sendiri, juga memiliki potensi agrobis. Yakni, sisi kanan memiliki potensi lereng pegunungan dengan tanaman Apel sehingga bisa menjadi ikon baru disertai sajian budaya. ” Untuk rest area, minimal ada mini of center, sehingga bisa menampung semua budaya Malang raya secara bergantian,’’ tegasnya
Bupati Malang, Rendra Kresna menegaskan, bahwa demi mewujudkan rest area itu, tahun ini Pemkab telah mengguyur anggaran untuk Detail Engineering Design (DED). Dan terkait kerjasama keberadaan rest area  untuk kepentingan wisata di Batu, bupati juga sudah siap diajak koordinasi oleh Walikota Batu, Eddy Rumpoko.
Sekdes Donowarih, Heri Wahyudi mengatakan sejumlah paket wisata sudah dipersiapkan untuk menyambut pembangunan itu.  Diantaranya wisata Gunung Mujur, Kolam Renang Argo Kecncana, petik buah jeruk dan kesenian jaran kepang di Dusun Boro Gragal, serta Sumber Air Karangan. (bagus ary wicaksono/samsuliono)

Karangploso diterjang Puting beliung



Bencana Kabupaten Malang
kabmalang.com - Hujan deras disertai angin puting beliung menerjang rumah warga di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Akibatnya, sebanyak 49 rumah warga di empat desa mengalami kerusakan.
"Rumah yang rusak tersebut ada di empat desa di Kecamatan Karangploso. Diantaranya di Desa Ngijo, Desa Bocek dan Desa Tawangargo, dan Desa Donowarih," jelas salah seorang warga, Sabtu (25/2/2012) malam.
Untuk di Desa Ngijo, rumah yang rusak berat ada dua rumah, rusak ringan ada 23, rusak sedang ada 3 rumah. "Untuk di Desa Bocek, ada 6 rumah yang rusak ringan. Di Desa Tawangargo ada 7 rumah juga rusak ringan serta di Desa Donowarih ada 4 rumah juga rusak ringan," katanya.
Untuk korban luka ringan, ada tiga orang yakni Dina (31), Timun (82) dan korban anak-anak atas nama Sika (4). Ketiga korban tersebut adalah warga Desa Ngijo. "Untuk korban Sika, terseret banjir hingga 200 meter di selokan, di depan rumahnya. Hanya mengalami luka lecet, pingsan dan perutnya kembung akibat banyak minum air banjir. Karena terseret banjir," tuturnya. dan "Saat ini korban beserta keluarganya sudah di Puskesmas," lanjutnya.
"Hujan dan angin terjadi sejak pukul 14.15 WIB.

Puting Beliung Terjang Malang, Puluhan Rumah Rusak


Nasional / Minggu, 26 Februari 2012 03:44 WIB



Metrotvnews.com, Malang: Puting beliung yang menerjang wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, merusak puluhan rumah di empat desa wilayah itu, yakni Desa Ngiju, Bocek, Tawangargo, serta Desa Donowarih, wilayah Kecamatan Karangploso, Sabtu (25/2) kemarin.

Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Apriliyanto di Malang, mengatakan, puting beliung menerjang sedikitnya empat desa sekitar pukul 14.15 WIB, namun laporan kerusakan,  baru diterimanya sekitar pukul 18.00 WIB.

"Laporannya memang baru masuk ke PMI Kabupaten Malang, dan puting beliung itu menerjang sedikitnya empat desa. Sementara kita masih menunggu laporan lanjutan," kata Apriliyanto ketika dikonfirmasi.

Dikatakannya, kerusakan rumah yang terdata di Desa Ngiju meliputi 23 rumah rusak ringan, sembilan rusak sedang dan tujuh rumah rusak berat. Sedangkan di Desa Bocek terdata 6 rumah rusak ringan, Desa Tawangargo 7 rumah rusak ringan dan wilayah Donowarih 4 rumah rusak ringan.

"Untuk korban jiwa masih terdata dua orang mengalami luka-luka ringan, yakni atas nama Dina, 31, dan Timuna, 82, dan koban sudah kita bawa ke Puskemas terdekat," katanya.

Apriliyanto mengatakan, kini sejumlah pejabat tingkat kecamatan atau muspika, sedang melakukan kerja bakti bersama warga yang rumahnya mengalami kerusakan.

"Kita belum mengetahui kerugian akibat puting beliung itu, dan kita berharap masyarakat untuk tetap waspada, khusunya di wilayah Kabupaten Malang," katanya. (Ant/RIZ)

Diterjang Puting Beliung, 49 Rumah Rusak

MALANG, KOMPAs.com - Hujan deras disertai angin puting beliung menerjang rumah warga di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Akibatnya, sebanyak 49 rumah warga di empat desa mengalami kerusakan.
Menurut keterangan Mudji Utomo, Kepala Sub seksi (Kasubsi) Penanggulangin Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, hingga Sabtu (25/2/2012) malam, sudah ditemukan ada 49 rumah rusak akibat diterjang angin puting beliung.
"Rumah yang rusak tersebut ada di empat desa di Kecamatan Karangploso. Diantaranya di Desa Ngijo, Desa Bocek dan Desa Tawangargo, dan Desa Donowarih," jelas pria yang akrab disapa Tomo kepada Kompas.com, Sabtu (25/2/2012) malam.
Untuk di Desa Ngijo, rumah yang rusak berat ada dua rumah, rusak ringan ada 23, rusak sedang ada 3 rumah. "Untuk di Desa Bocek, ada 6 rumah yang rusak ringan. Di Desa Tawangargo ada 7 rumah juga rusak ringan serta di Desa Donowarih ada 4 rumah juga rusak ringan," katanya.
Untuk korban luka ringan, ada tiga orang yakni Dina (31), Timun (82) dan korban anak-anak atas nama Sika (4). Ketiga korban tersebut adalah warga Desa Ngijo. "Untuk korban Sika, terseret banjir hingga 200 meter di selokan, di depan rumahnya. Untungnya ia bisa diselamatkan. Hanya mengalami luka lecet, pingsan dan perutnya kembung akibat banyak minum air banjir. Karena terseret banjir," kata Tomo.
Sika adalah anak dari pasangan Misika (40) dan Suma'in (40), warga RT 3 RW 1, Desa Ngijo Kecamatan Karangploso. "Saat ini korban dan keluarganya sudah di Puskesmas," tuturnya.
"Hujan dan angin terjadi sejak pukul 14.15 WIB. Kami bersama tim SAR PMI masih di lokasi untuk mendata korban dan kerusakan yang terjadi," kata Tomo.

Sabtu, 11 Februari 2012

Obyek Wisata Layak Dibangun di Luar Batu

Rabu, 08 Februari 2012 14:36
BATU – Tiga Pimpinan Daerah di Malang raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang), terus mensinergikan pembangunan. Hal itu dilakukan, demi peningkatan perkembangan sekaligus untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah yang saling berbatasan ini.
Kesepakatan tersebut, diambil dalam pertemuan koordinasi dan
silaturahmi pimpinan daerah se Malang raya yang berlangsung di
Rumah Jambu Luwuk, Kota Batu, Rabu (8/2) kemarin. Dan sinergi pembangunan yang segera diwujudkan itu, tak lain pembuatan rest area di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, dan pembangunan tol Malang-Pandaan.
Pemkab Malang yang diwakili Sekda Abdul Malik menyebutkan, sudah siap mengembangkan rest area di Karangploso tersebut sebagai respon menyambut membludaknya wisatawan menuju Kota Batu. Untuk rest area itu, Pemkab sudah menyiapkan tanah seluas 2,5 hektar berupa tanah kas desa Donowarih. ‘’ Untuk membangun rest area di Karangploso itu, sekarang sudah dalam tahap DED (Detail Enginiering Design),’’ ungkap Abdul Malik, kemarin.
Setelah kajian melalui DED, Pemkab baru mengetahui konsep  yang akan dibangun dalam rest area itu. Berapa kebutuhan anggaran, juga akan diketahui bila DED sudah selesai dilakukan.‘’ Kalau sekarang belum diketahui detilnya termasuk kebutuhan anggarannya,’’ tambah Malik.
Dia berharap, Rest Area Donowarih sudah bisa diwujudkan tahun depan. Dengan begitu, Pemkab bisa menganggarkan kebutuhan pembangunan mulai akhir 2012 nanti.
Sementara Wali Kota Malang, Peni Suparto menjelaskan, tol Malang-Pandaan akan mulai dikerjakan dalam tahun 2012 ini. Rencana pembangunan juga sudah disetujui oleh Kementerian PU, dan mereka sudah siap memulai pembangunan tahun ini.
‘’Keberadaan tol tidak hanya berada di wilayah Kota Malang, tetapi juga melewati wilayah Kabupaten Malang. Sedangkan efek positifnya, akan dirasakan oleh ketiga daerah Malang raya,’’ jelas Peni.
Walikota Batu, Eddy Rumpoko, menyambut baik pertemuan tersebut yang dapat mensinergikan berbagai pembangunan dan investasi di bidang pariwisata. Sehingga pembangunan di Malang raya, bisa saling menopang antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Dikatakan, sebagai kota yang baru dilepas dari induknya, yakni Kabupaten Malang, kota ini memiliki kekurangan infrastruktur. Padahal saat ini semakin banyak wisatawan yang datang ke Kota Batu, sehingga kebutuhan untuk hal itu mutlak harus dipenuhi.
‘’Kota Batu sedang giat-giatnya membangun prasarana. Pembangunan tentu
tidak akan banyak berguna, jika tidak diimbangi dengan pembangunan
jalan di daerah perbatasan,’’ tambah ER-sapaan akrabnya.
Diakui, kemacetan jalan di kota Batu saat hari libur dan liburan
sekolah, perlu segera dicari pemecahannya. Diantaranya membangun
rest area untuk menampung kendaraan wisatawan. Dan untuk membangun sarana ini, sayangnya Pemkot Batu
terkendala ketersediaan lahan dan lokasi yang tepat.
Jarena itulah, menurut ER lokasi rest area tidak serta merta di
wilayah Kota Batu, melainkan harus terkoneksi dengan jaringan jalan yang
ada, dan jumlahnya pun bisa dibeberapa titik.
‘’ Kalau perlu pembangunan tempat-tempat wisata tidak hanya ada di Batu, tetapi bisa di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Sebut saja wilayah Pujon dan Karangploso, di sana layak ada tempat wisata daripada lokasi dijadikan investasi industri,’’ tambahnya.
Oleh karena itu, dia sangat sepakat dengan upaya mensinergikan
pembangunan jalan raya dan jalan tembus, termasuk jalan tol.
Selain permasalahan tersebut, masalah lain yang dibahas adalah tentang
pengelolaan bandara komersiil Abdurrachman Saleh dan TPA Bersama.
Kepala Bakorwil III Malang, Ahmad Jaelani, SH MM,
menyatakan pertemuan semacam ini sangat strategis, untuk mensinergikan
pembangunan daerah dalam rangka memenuhi dan melayani kebutuhan
masyarakat. Sebagai wilayah yang perekonomiannya berkembang pesat,
diperlukan perencanaan pembangunan secara bersama.
Rapat koordinasi dan silaturahmi tersebut, diikuti 55 pejabat seperti
kepala daerah, Ketua DPRD, Kapolres, pejabat TNI, Ketua PN, Kajari,
perbankkan, Rektor PTN/PTS, Kanwil Pajak dan KPP Pratama se Malang
Raya. (feb/lyo)

Rest Area Donowarih Segera Ditender

Kamis, 09 Februari 2012 15:06
KARANGPLOSO- Rencana Pemkab Malang, membangun rest area di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, semakin dimatangkan. Bahkan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemkab Malang, sudah mulai menggelar proses tender. Tahapan ini dilakukan, untuk menggarap Detail Engineering Design (DED) rest area.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemkab Malang, Romdhoni membenarkan hal itu mengingat tahun ini DED sudah harus selesai agar bisa diketahui kebutuhan anggaran pembanggunannya. Setelah DED kelar, maka konsentrasi pembangunan bisa dilakukan.“ DED sedang tender, nanti penting untuk perencanaan pembangunan rest area,” ungkapnya.
Bergulirnya rencana pembanguan rest area, juga direspon positif oleh Didik Gatot Subroto Kades Tunjungtirto, Kecamatan Singosari. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat harus menseriusi pembangunan tersebut dengan menyiapkan infrastruktur dan SDM. Contohnya, pemerintah berkewajiban melebarkan jalan raya, sedangkan masyarakat meningkatkan kapasitas mereka.
“ Masyarakat harus mampu menjadi guide lokal, dengan memperdalam pengetahuan potensi daerah mereka serta Malang Raya, karena rest area ini juga harus menjadi pusat informasi,” tegas Didik.
Dan yang paling utama, dinas lain seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar, juga harus mempersiapkan diri. Termasuk juga Dinas Koperasi dan UMKM, yang segera melakukan inventarisir potensi. Rest area harus dilengkapi pusat oleh-oleh, yang nantinya diisi pelaku usaha yang diinventarisir kedua dinas itu.
” Seluruh potensi Kabupaten Malang, harus bisa ditampilkan di tempat itu melalui inventarisasi produk unggulan oleh dinas terkait, baik dalam bentuk oleh-oleh dan souvenir yang layak disajikan,” bebernya.
Donowarih sendiri juga memiliki potensi agrobis, yakni sisi kanan memiliki potensi lereng pegunungan dengan tanaman Apel sehingga bisa menjadi ikon baru disertai sajian budaya.” Untuk rest area minimal ada mini of center, sehingga bisa menampung semua budaya Kabupaten Malang secara bergantian,’’ tegasnya.(ary/lyo)

Rabu, 01 Februari 2012

Jalan Rusak Warga Protes



Selasa, 17 Januari 2012 14:45
KARANGPLOSO-Kerusakan jalan yang cukup parah di Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, diresahkan warga sekitar. Mereka pun menanam pohon di jalan aspal, yang kebetulan berlubang dengan diameter cukup besar. Aksi itu tak berlangsung lama, sebab Camat Karangploso, Suroto cepat turun tangan.
Penanaman pohon kemarin pagi itu, sebagai bentuk protes rusaknya ruas jalan di kawasan Tawangargo, sekitar 500 meter dari pemukiman. Titik terakhir berada di depan Sumber Air Sumbersari, dekat perbatasan Kabupaten Malang-Kota Batu.”Tadi pagi memang warga rame-rame menanam pohon di jalan-jalan yang berlubang,” jelas Mahfud warga Desa Tawangargo.
Pria yang bekerja sebagai sopir itu menambahkan, bahwa aksi tersebut ternyata diketahui aparatur pemerintahan. Sehingga Camat Karangploso Suroto memerintahkan agar blokade jalan kembali dibuka. Pohon yang ditanam dibersihkan kembali oleh warga.” Camat juga memerintahkan agar jalan yang berlubang, lebih baik diurug dengan tanah,” imbuhnya.
Pantauan Malang Post, sejumlah titik jalan yang rusak memang terdapat bekas urugan tanah. Namun di depan Sumber Air Sumbersari, masih terdapat dua lubang yang cukup besar. Kerusakan tersebut membuat kendaraan yang melintas terpaksa berjalan perlahan, menghindari lubang jalan.
Kondisi jalan yang rusak itu, sebenarnya sudah terjadi mulai dari Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso. Apalagi medan jalan naik membuat air hujan leluasa meluber, jalur itupun ibarat sungai.
Kemarin sore, terlihat truk berplat merah menurunkan kerikil di dekat sumber air. Tampaknya setelah protes warga, pemerintah merespon dengan melakukan perbaikan. Kerusakan jalan yang terjadi di Karangploso, memang berbanding terbalik dengan kondisi jalan di Kota Batu.
Di Desa Giripurno yang berbatasan dengan Desa Tawangargo, jalanannya mulus. Aspal mulai terkelupas ketika masuk wilayah Kabupaten Malang, yang dibatasi oleh jurang susuh. Padahal jalur tersebut menjadi jalan alternatif, ketika jalan utama menuju Kota Batu dipenuhi antrean kendaraan.(ary/lyo)

ER : Jangan Hanya Tempat Berhenti Bus



Sabtu, 28 Januari 2012 14:36
BATU - Wali Kota Batu Eddy Rumpoko menanggapi positif gagasan Pemkab Malang yang bakal membangun rest area di Desa Donowarih Kecamatan Karangploso. Pembangunan rest area di Karangploso menjadi salah satu alternatif kemacetan arus lalu lintas di Kota Batu pada weekend atau liburan panjang.
"Bagus kalau Pemkab membangun rest area di Karangploso. Jika pembangunan dilakukan lebih cepat akan lebih baik," tegas Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko kepada Malang Post, kemarin.
Hanya saja konsep rest area yang harus diperhatikan betul dalam pembangunan. Jangan sampai rest area hanya menjadi tempat pemberhentian bus. Namun rest area harus menjadikan peningkatan perekonomian bagi warga Karangploso maupun Batu.
Rest area tersebut harus ada pusat oleh-oleh serta fasilitas lain, misalnya tempat istirahat yang nyaman, tersedia toilet banyak, dan tempat ibadah. Jika perlu rest area juga terdapat hotel hingga SPBU.
Pada kondisi-kondisi tertentu bus pengangkut wisatawan ke Kota Batu benar-benar tidak boleh masuk kota. Bus cukup parkir di rest area dan wisatawan diangkut menggunakan kendaraan wisata. Dengan kendaraan-kendaraan kecil itu, Kota Batu akan lebih bisa mengurangi kemacetan.
Ada baiknya Kota Batu bersinergi dengan Kabupaten Malang. Selama ini rest area sudah digagas Kota Batu. Kesulitan mendapatkan lahan hingga persetujuan warga masih mengganjal sehingga gagasan yang sudah bertahun-tahun sulit terwujud.
Sementara itu Sekda Kota Batu, Widodo juga memberikan tanggapan yang sama. Pembangunan ketiga daerah di Malang Raya harus terpadu sehingga akan kemajuan akan lebih cepat.
"Pembangunan kan harus terpadu sehingga ketiga daerah lebih cepat mendapatkan tingkat kemajuan dalam perekonomian. Kita kan nggak bisa membangun jalan hingga Desa Giripurno, sedangkan kawasan Karangploso, tidak ada pembangunan jalan. Padahal jalur tersebut menjadi jalur wisata," tegas mantan Camat Bumiaji ini. (feb/aim)

Digerebek di Songgoriti, Keburu Kabur



Selasa, 31 Januari 2012 15:04
KARANGPLOSO – Pelaku perampokan, yang di Poliklinik Desa (Polindes) Donowarih, Senin (30/1) dinihari lalu sedikit demi sedikit mulai terkuak. Petugas Polsek Karangploso yang terus melakukan penyelidikan terkait kasus perampokan ini sedikit menemukan titik terang.
Sumber Malang Post menuturkan, diduga pelaku yang merampok di Polindes Donowarih berasal dari wilayah Pasuruan. Mereka tidak hanya berjumlah dua orang, tapi berjumlah empat orang. Dengan rincian, dua orang bertugas sebagai eksekutor, satu orang menjaga di luar kamar, dan bertugas menunci kamar korban dari luar, dan satu pelaku lagi menunggu di dalam mobil yang parkir di seberang Polindes.
Ditambahkan, sebelum beraksi para pelaku ini lebih dulu melakukan pengintaian di lingkungan Polindes. Hal ini dilakukan, dengan tujuan aksinya betul-betul sukses. Pengintaian yang dilakukan pelaku itu sendiri dikuatkan dengan keterangan beberapa warga yang sempat melihat mobil Toyota Innova melintas di TKP sebelum perampokan terjadi.
“Malam sebelum perampokan terjadi, ada warga melihat mobil Daihatsu Xenia yang diduga milik pelaku parkir di tepi jalan sebelah timur TKP. Kami yakin itu merupakan mobil pelaku karena memiliki cirri-ciri yang sama, yaitu dibagian depan kanan mobil terlihat pesok,’’ kata petugas yang meminta namanya tidak disebutkan.
Petugas yang terus menghimpun informasi, juga mengatakan sebelumnya pelaku menginap di salah satu villa di wilayah Songgoriti, Kota Batu. Bahkan, setelah beraksi pelaku menyempatkan diri kembali ke salah satu villa di Songgoriti. Dugaan itupun dikuatkan dengan keterangan para saksi yang sempat melihat mobil Daihatsu Xenia, parkir di salah satu halaman villa. “Informasi itu kemarin (hari Senin,red) langsung kita respon dengan datang ke villa, hanya saja pelaku sudah lebih dulu kabur,’’ kata sumber tersebut.
Terkait pelaku yang diduga berasal dari wilayah Pasuruan sendiri, sumber Malang Post cukup meyakini hal tersebut. Keyakinan itu dikuatkan dengan pelaku yang tidak menggunakan cadar saat beraksi, dan modus mencukit jendela. “Jika dari wilayah Kabupaten Malang pelaku perampokan lebih kea rah frontal, mereka tidak mencukit, tapi mendobrak pintu. Dan ini perbedaannya,’’ kata sumber tersebut yang mengatakan jika saat ini pihaknya masih memburu pelaku di wilayah Pasuruan.
Terkait dugaan adanya orang dalam, sumber tersebut juga tidak menampik. Hanya saja, saat ini petugas belum dapat membuktikan. “Yang jelas, tidak mungkin pelaku beraksi tanpa ada informasi awal terkait seluk beluk TKP. Dan ini yang terus kami selidiki,’’ kata sumber tersebut.
Terpisah Kapolsek Karangploso AKP Sugeng Hardianto  menegaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Bukan itu saja, Kapolsek juga mengatakan untuk mengungkap pelaku pihaknya juga dibantu oleh tim buser Polres Malang. “Anggota yang melakukan penyelidikan gabungan dari buser Polres Malang dan Polsek Karangploso. Diharapkan tim ini berjalan maksiman, dan pelaku cepat ditangkap,’’ tandas Kapolsek.
Seperti diberitakan Malang Post kemarin,  Poliklinik Desa (Polindes) Donowari Senin (30/1) lalu menjadi sasaran pelaku perampokan. Dua pelaku memperdayai Wiwin Widyawati, 31 tahun, bidan desa setempat serta suaminya Yuda Juniawan Japustra, 32  tahun, yang tinggal di Polindes tersebut. Membawa senjata tajam celurit dan linggis pelaku yang beraksi dengan membekap mulut serta mengikat tangan dan kaki korban ini berhasil membawa kabur  uang Rp 2 juta, seperangkat perhiasan total 15 gram, satu unit laptop, tiga unit HP, dan mobil sedan Toyota Corolla N 796 AL. Namun begitu mobil sedan warna hijau ini siang harinya berhasil ditemukan petugas di tepi Jalan Karanglo. Ada dugaan pelaku sengaja meninggalkan mobil, lantaran memang bukan sasarannya.(ira/nug)

Pemkab Bangun Rest Area di Donowarih



Jumat, 27 Januari 2012 14:26
KARANGPLOSO- Membludaknya kunjungan wisata ke Kota Batu, benar-benar dibaca Pemkab Malang, dengan segera merealisasikan pembangunan rest area di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso.  Bahkan, pembangunan yang bakal dimulai tahun ini itu, dilengkapi pasar oleh-oleh serta pasar sayur segar.
Sementara selama ini,  Pemkot maupun warga Kota Batu masih berkutat pada wacana belum mengarah pada action konkrit dengan alasan terbatasnya lahan. Padahal tokoh masyarakat Desa Mojorejo maupun Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, sudah terbuka penggunaan tanah ganjaran dua desa itu jika memang dijadikan rest area atau terminal kendaraan wisatawan.
Koran mingguan Kota Wisata Batu, pernah merilis pernyataan Walikota Eddy Rumpoko, yang memang juga tertarik bila rest area dibangun di wilayah Karangploso. Tujuannya tak lain, mengurai kemacetan arus lalu lintas di wilayah Kota Batu utamanya pada saat hari liburan.
Bahkan kepada Malang Post, Bupati Malang, Rendra Kresna menjelaskan, bahwa demi mewujudkan rest area itu, tahun ini Pemkab telah mengguyur anggaran untuk Detail Engineering Design (DED).
Dan terkait kerjasama keberadaan rest area  untuk kepentingan wisata di Batu, Bupati juga sudah siap diajak koordinasi oleh Walikota Batu. Dan dia menegaskan, bahwa kepentingan lahan parkir tersebut semata-mata untuk warga Karangploso.“ Kalau Kota Batu ingin kerjasama silahkan, itu seperti kerjasama Terminal Bungurasih antara Surabaya dan Sidoarjo,” bebernya.
Rendra menyadari bahwa kemacetan arus lalu lintas saat ini, tak hanya menjadi problem di Kota Batu. Melainkan juga di wilayah Kabupaten Malang, mulai dari Singosari hingga Karangploso. Sehingga khusus jalur wisata, Pemkab berinisiatif membangun areal parkir sekaligus pusat oleh-oleh dan pasar sayur segar.“ Tahun 2012 DED, baru dibangun pada tahun 2013 mendatang,” tandas Bupati.
Sementara lahan rest area, menggunakan tanah bengkok (kas desa) Donowarih seluas dua hektare. Pemerintah desa setempat pun, sudah siap terkait penggunaan lahan tersebut. Bahkan, tanaman hias dari para penyewa tanah ganjaran itu sudah mulai dibongkar sejak beberapa hari lalu.” Kami sudah rapatkan dengan tokoh masyarakat, BPD, dan prinsipnya mereka setuju karena ini demi kepentingan masyarakat juga,” ungkap Kades Donowarih, Kabul Donosantoso kepada Malang Post.
Lokasi tanah kas desa itu, berada di dekat pertigaan jalur wisata menuju ke Kota Batu via Desa Pendem dan Donowarih. Menurut Kabul, tidak ada masalah dengan penyewa tanah bengkok tersebut, sebab mereka juga siap pindah. Di pintu masuk sepanjang 100 meter, saat ini disewa sejumlah pedagang.”Namun kalau dibangun tahun 2013, maka akan kita tanami jagung dulu sambil menunggu pembangunan dimulai,” imbuhnya.
Sekdes Donowarih Heri Wahyudi menjelaskan, sejumlah paket wisata sudah dipersiapkan untuk menyambut pembangunan itu.  Diantaranya wisata Gunung Mujur, Kolam Renang Argo Kecncana, petik buah jeruk di Dusun Boro Gragal. Serta wisata budaya jaran kepang di Boro Gragal, serta Sumber Air Karangan.” Kalau untuk ketersediaan air di rest area ini, sangat cukup karena kami punya sumber air memadai,” tandasnya.(ary/lyo)

Polindes Donowarih Dirampok



Selasa, 31 Januari 2012 01:35
KARANGPLOSO – Untuk kesekian kalinya Poliklinik Desa (Polindes) menjadi sasaran pelaku kriminal. Dinihari kemarin giliran Polindes Desa Donowarih Kecamaran Karangploso Kabupaten Malang menjadi sasaran.
 Dua pelaku bersenjata celurit dan linggis berhasil memperdaya Wiwin Widyawati, 31 tahun, bidan desa setempat dan suaminya Yuda Juniawan Japustra, 32  tahun, yang tinggal di Polindes tersebut. Kendati tidak  dilukai, namun aksi perampokan ini membuat Wiwin dan Yuda syok. Terlebih, saat itu pelaku yang beraksi tanpa menggunakan cadar ini sempat mengancam akan memperkosa dan membunuh keduanya jika Wiwin atau Yuda melakukan perlawanan.
Wiwin menuturkan perampokan itu terjadi sekitar pukul 03.00. Saat itu dua pelaku masuk setelah mencukit jendela ruang pemeriksaan pasien, dan langsung menuju kamar korban. Saat itu pelaku sempat menginjak etalase tempat penyimpanan obat serta peralatan medis, selanjutnya menginjak tempat tidur pasien. Bukan itu saja, sebelum betul-betul beraksi, pelaku lebih dulu menyempatkan timbang badan. Itu terlihat dengan kondisi alat timbang badan yang ada di bawah tempat tidur pasien kotor terkena lumpur yang diduga berasal dari sepatu yang digunakan pelaku.
Setelah menimbang badan, barulah pelaku beraksi, yaitu menuju kamar tidur korban yang berjarak sekitar lima meter dari ruang pasien. Pelaku langsung menendang pintu kamar korban yang saat itu terkunci dari dalam. Kuatnya tendangan membuat Wiwin dan suaminya Yuda kaget. Lebih kaget lagi begitu muncul dua pelaku secara tiba-tiba. Dan yang membuat Wiwin shok, adalah senjata celurit yang dikalungkan ke lehernya. Saat itu pelaku mengancam, akan menebas leher Wiwin jika ibu satu anak yang kini hamil delapan bulan tersebut melakukan perlawanan.
Hal yan sama juga diterima Yuda. Anak mantan Dandim 0818 Kabupaten Malang Letkol Panut Hariono ini langsung diancam dengan linggis. Pelaku pun mengancam tidak segan-segan memukul atau menusukkan linggis tersebut jika Yuda yang baru pulang setelah operasi pelepasan pen di kakinya ini melawan. “Kami hanya diam, dan menuruti mau pelaku, daripada mereka nekat,’’ kata Wiwin yang  banyak dijenguk keluarganya.
Usai mengancam, pelaku pun menyuruh Wiwin dan suaminya tengkurap. Namun begitu, permintaan tersebut ditolak Wiwin, lantaran kondisi perutnya sangat tidak memungkinkan dirinya tengkurap. Selanjutnya, Wiwin pun memilih untuk menghadap tembok.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, pelaku langsung membungkam mulut, serta mengikat kedua tangan dan kaki Wiwin juga Yuda. Rasa sakit yang dikeluhkan Yuda sama sekali tidak membuat pelaku mengurungkan untuk mengikat, sebaliknya pelaku kian kencang menarik tali ikatannya. Yuda pun tidak bisa berbuat apa-apa, dia takut jika pelaku kalap. Apalagi saat itu salah satu pelaku yang membawa linggis juga siap memukul, jika keduanya sampai berontak, atau tidak mau menuruti kemauan para pelaku.
Dua pelaku ini baru melakukan aksinya setelah kondisi Polindes aman. Keduanya langsung mencari harta benda korban. Bahkan, pelaku juga membongkar seluruh isi lemari. Hasilnya, tidak hanya perhiasan, pelaku juga menemukan uang Rp 2 juta milik korban di dalam lemari tersebut. “Uang itu sisa pembayaran operasi pelepasan Pen suami saya,’’ kata Wiwin yang mengatakan jika Yuda keluar dari RSSA Malang baru Minggu malam lalu.
Tidak puas hanya membawa perhiasan serta uang, pelaku juga meminta kunci mobil, dan HP milik korban. Permintaan inipun langsung ditanggapi. Tiga unit HP milik Wiwin dan Yuda langsung diberikan. Termasuk saat pelaku meminta kunci mobil Toyota Corolla nopol N 796 AL, oleh seketika diberikan. “Saat itu kuncinya langsung kami berikan berikut dengan STNK yang menjadi satu dengan  kunci mobil,’’ tambah Wiwin sambil mengatakan jika pelaku juga menyabet laptop Acer untuk kemudian dibawa kabur. “Pelakunya kabur melalui jendela depan ini, dan pintu kamar juga di kunci,’’ kata Wiwin yang mengaku bersyukur lantaran saat perampokan terjadi, anaknya Fadil yang tidur bersama dirinya sama sekali tidak terbangun.
Wiwin dan Yuda sendiri seketika langsung terbangun, setelah pelaku betul-betul pergi, sambil membawa mobil Toyota Corolla yang malam itu diparkir di depan Polindes. Kendati bisa melepaskan lakban yang menutup mulut serta melepas tali pengikat tangan dan kaki, Wiwin serta Yuda juga bingung saat hendak keluar kamar. Itu karena pintu kamar terkunci dari luar. Dan saat akan kabur melalui jendela, ternyata di tutup pelaku dengan kursi. “Kami tidak kurang akal. Sekuat tenaga kami berteriak meminta tolong warga,’’ tambah wanita yang mengaku lebih lima tahun dinas di Polindes Donowarih.
Teriakan Wiwin dan Yuda ini cukup mendapat respon. Satu persatu warga berdatangan, dan memberikan pertolongan. Bahkan, saat itu juga, warga melapor ke Polsek Karangploso, terkait kasus perampokan tersebut.
Responnya petugas Polsek Karangploso langsung datang ke TKP untuk melakukan penyelidikan. Beberapa saksi dimintai keterangan terkait kasus yang cukup menggemparkan warga ini.
Petugas juga menyebarkan informasi terkait identitas mobil yang juga ikut dibawa kabur pelaku. Harapannya jika ada orang yang melihat kendaraan Toyota Corola itu melintas agar segera dilaporkan ke Polsek Karangploso.
Mobil  milik Wiwin tersebut  dapat ditemukan petugas di Jalan Karanglo, Desa Banjararum. Saat ditemukan posisi jendela kanan mobil terbuka, dan pintu mobil terbuka sedikit. Diduga pelaku sengaja meninggalkan mobil, agar tidak bisa dilacak keberadaannya. “Kini kami juga terus menyebarkan informasi, agar pelakunya dapat ditangkap,’’ kata Kapolsek Karangploso AKP Sugeng Hardianto sambil mengatakan untuk proses penyidikan mobil sedan milik korban diamankan sebagai barang bukti.
Sementara itu informasi lain menyebutkan jika pelaku diduga datang dengan mengendarai mobil Toyota Kijang Innova. Dugaan itu dikuatkan dengan salah satu warga yang melihat ada mobil Toyota Kijang Innova parkir di seberang jalan Polindes. “Saat itu warga tidak curiga, dan menduga jika yang datang ada warga yang mengantarkan pasien berobat. (ira/nug)

Selasa, 03 Januari 2012

Antisipasi Air Keruh, PDAM Kota Malang Siap Tambah Sumber Air



Minggu, 11 Desember 2011 14:44:13 WIB
Reporter : Yatimul Ainun


Malang (beritajatim.com) - Tak ingin mengecewakan para pelanggannya, akibat kejadian air keruh pada November lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang, siap menambah dan membebaskan lahan sumber air yang akan dibelinya di wilayah Kabupaten Malang. Dananya, akan diusulkan pada Dana Alokasi Khusus (DAK) Kota Malang, tahun 2012 mendatang.

Menurut Teguh Cahyono, Direktur Teknik PDAM Kota Malang, Minggu (11/12/2011), dalam acara kunjungan ke salah satu sumber Karangan, yang berlokasi di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, lahan yang akan dibebaskan di sumber Karangan, sekitar 4 hektare. "Lahannya seluas 5000 meter persegi. Itu yang akan dibeli oleh PDAM. Danaya akan diusulkan melalui DAK pada 2012 nanti sekitar Rp 3 miliar. Mau beli lahan itu setelah adanya kasus air keruh pada November lalu," katanya.

Mau dianggarkan di APBD kata Teguh, sudah tidak memungkinkan. Karenannya, akan diusulkan pada DAK 2012 nanti. Air yang akan mengambil di Sumber Karangan, adalah untuk pelanggan yang ada di wilayah Dinoyo, Mislanya, Joyogrand dan sekitarnya. "Total lahan sekitar 40 ribu meter persegi, yang sudah dimilik PDAM seluas 20 ribu meter. Namun, yang bisa dibebaskan hanya 15 ribu meter persegi," akunya.

Untuk mengantisipasi terjadinya air keruh, saat terjadi hujan beber teguh, pihaknya terus melakukan monitoring saat hujan terjadi. "Bahkan saat hujan, kita berusaha tidak dimasukkan, khawatir keruh. Yang jelas, kita akan tetap berusaha bagaimana kejadian yang lalu terjadi lagi. Monitoring tetap akan dilakukan selama masih belum ada anggaran untuk pembelian lahan," katanya.

Saat ini, untuk pelanggan yang diambilkan dari Sumber air Karangan itu sebanyak 4.000 pelanggan. Sumber air Karangan itu dibangun pada 1915 lalu, dengan debit izin 40 liter perdetik, yang terealisasi kurang lebih 38 liter perdetik.

"Lahannya yang akan PDAM beli itu adalah milik dari 9 orang warga disini. Sudah dimediasi oleh Pemkab Malang dan LSM juga PDAM Kota Malang. Jadi sudah tak ada masalah. Tinggal menunggu dananya saja. Yang diminta oleh 9 pemilik lahan itu sekitar 3 miliar," aku Teguh.[ain/ted]


sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2011-12-11/120470/Antisipasi_Air_Keruh,_PDAM_Kota_Malang_Siap_Tambah_Sumber_Air

LSM ORPPAT Ingin Gandeng FKPPI Jatim


Suwandono
Surabaya, Portal-Nasional.Com
Tak mengenal lelah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Organisasi Pemuda Perapatan (ORPPAT) ini tetap eksis peduli lingkungan. Bertahun lamanya kegiatan penanaman pohon penghijauan di lereng Gunung Arjuna – Malang Raya tetap dilakukan. Tepatnya di kawasan Gunung Mudjur, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso – Malang.
Tujuannya semata untuk kemaslahatan ummat dalam menghidupkan fungsi hutan. Terutama yang tidak kalah pentingnya dalam menghadapi penjarahan lahan hutan. Para pengrusak kelestarian hutan itu hanya semata kepentingan pribadi. Padahal berdampak bencana terhadap masyarakat luas. Baik terjadinya banjir bandang maupun tanah longsor. Agaknya kontradiksi melihat sepak terjang Orppat. Disatu sisi dia  menghijaukan kembali hutan, namun di sisi lain para penjarah tetap melakukan aksinya. Kendati penjarah berdasi itu justru jelas sekali  “menggundulkan” hutan. Sehingga Orppat dan Perhutani dalam menghadapi oknum pengusaha seperti ini, serasa tak berdaya.
Menyadari hal itu dengan segala keterbatasan, H.Jonatahan Suwandono, pendiri dan sekaligus pembina Orppat merasa perlu bekerjasama dengan Forum Komunikasi Putra/i Purnawirawan Indonesia (FKPPI) . Gagasan itu timbul ketika salah satu pengurus teras FKPPI Jawa Timur, Heru Sukotjo menggulirkan idenya  untuk bekerjasama. Gagasan itulah dalam waktu dekat, Heru Sukotjo, ingin mempertemukan Suwandono dengan Gatot Sudjito, selaku Ketua FKPPI Jawa Timur.
Anak Macan
Bagi Suwandono hal itu sangat penting. Dia mengibaratkan FKPPI adalah ‘Anak Macan’. Yang mestinya wajar masuk hutan ikut peduli lingkungan dan berani menghadapi para pembalak liar. Karena itu jika terjalin MoU (Memorandum of Understanding), otomatis ‘Induk Macan’ juga tidak tinggal diam. Dalam hal ini Pangdam V Brawijaya. Pandangan Suwandono yang cukup berpengalaman dalam pemnberdayaan masyarkat bersama lingkungannya,  mengembalikan fungsi hutan merupakan karya besar tiada tara. Seingat saya, jelas Suwandono, di jaman penjajahan, nenek moyang kita dalam melakukan perlawanan bergeriliya terhadap penjajah, menyusun kekuatannya sering  di dalam hutan. Salah satu alasan, karena hutannya masih lebat dan sangat mendukung sebagai tempat persembunyian. Tapi sekarang mayoritas hutannya sudah gundul. Kalau kondisi hutan sekarang banyak yang gundul tentu saja kurang pas digunakan sebagai persembunyian. Selain mudah diketahui musuh dan terlalu mudah dirudal dari pesawat tempur. Gambaran Suwandono merupakan salah satu sisi manfaat hutan yang bisa dipetik. Namun kekhawatiran dalam benaknya akan sangat lebih parah jika para penjarah lahan berdasih ratusan hektar membabat tanaman tegakan dijadikan tanaman sayur.
“Ini jelas akan menimbulkan malapetaka besar. Anda bayangkan, namanya kawasan Ijen Kota Malang di era tahun tujuh puluhan hingga sembilan puluhan tak pernah mengalami banjir. Tapi sekarang bisa terjadi banjir hingga ketinggian hampir satu meter. Karena apa?. Salah satunya hutan-hutan gunung disekitarnya sudah banyak yang gundul. Fungsi hutan berubah. Tanaman tegakan dibabat diganti tanaman sayur salah satunya tanaman kentang. Dikoordinir oleh pengusaha berduit yang hanya memikirkan keuntungan. Disinilah kita butuh anak macan yang tentunya induk macan juga ikut memberikan support. Mari sama-sama masuk hutan. Muda-mudahan dengan menggandeng anak macan, akan betul-betul menjadi macan betulan, bukannya macan sirkus.  Karena disanalah realita yang sesungguhnya hutan kita kondisi sekarang,” ujar Suwandono ditemui Portal-Nasional.Com di kediamannya kawasan Kenjeran. Kalau ditanya, apa yang sudah dilakukan Orppat di Gunung Mudjur ?. Ia akui sekitar 50 hektar melakukan penanaman pohon lindung tegakan meski masih  belum maksimal. Diantaranya Kopi, Jabon, Ekaliptus, Suren, Albasia, dan Lamtoro. Jumlahnya sudah ribuan bibit pohon yang ditanam. “Kita terbuka kepada elemen apapun yang peduli lingkungan. Selama ini unsur mahasiswa pencipta alam, LSM, dan institusi pemerintah. Yang penting visi dan misinya sama konsist terhadap pelestarian lingkungan termasuk hutan. Masalah dana memang merupakan kendala dalam pembelian bibit tanaman. Namun semangat kami tetap beraktivitas. Setiap minggu selalu melakukan kegiatan di Hutan lereng Arjuna,” kata Suwandono. (ab)
sumber: http://portal-nasional.com/?p=5960

Duda Satu Anak Bakar Rumah Mantan Istri



Senin, 02 Januari 2012 14:47
KARANGPLOSO– Budi Istanto, 31 tahun, warga Dusun Karangan, Desa Donowarih, Karangploso, meringkuk di sel tahanan Polsek Karangploso. Duda satu anak ini ditangkap setelah membakar rumah Kuswatul Dewi, 19 tahun, mantan istrinya di Dusun Leban, Desa Tawangargo, Karangploso. Petugas Polsek Karangploso  berhasil  mengamankan kaleng tiner dan cat yang ditinggalkan tersangka di TKP.
“Kaleng tiner dan kaleng cat kami amankan sejak mendapatkan laporan  Sabtu lalu. Hanya saja, saat itu tersangka sempat kabur, dan baru pulang hari  Minggu lalu, dan langsung kami amankan,” terang Kapolsek Karangploso, AKP Sugeng Hardianto. Dijelaskan dia, pembakaran rumah berawal saat Budi melintas di depan rumah mantan istrinya tersebut. Saat melintas itulah, Budi melihat dua wanita dan satu laki-laki berada di rumah itu. Semula,  Budi menduga tiga orang tersebut adalah teman mantan istrinya. Namun begitu, Budi menjadi curiga begitu dia bertandang, ternyata Kuswatul tidak berada di rumah.
Seketika Budi jengkel. Terlebih saat itu dia sempat melihat salah satu wanita yang tadinya berada di dalam rumah tersebut keluar. Karena praktis jika satu wanita keluar maka di rumah yang pernah ditempati dengan istrinya itu berisi dua orang berlainan jenis. Budi pun kian tersulut emosinya, setelah melihat pintu rumahnya ditutup. Sehingga dia pun menduga-duga jika dua orang berlainan jenis yang ada di dalam rumah itu sedang melakukan perbuatan mesum. Terlebih, Budi juga sempat mendengar isu jika wanita yang ada di dalam rumah yang ditempati istrinya itu berprofesi sebagai PSK.
Tanpa banyak kata, dengan hati memendam amarah Budi pulang ke rumahnya. Bukan untuk menenangkan diri, tapi untuk mengambil tiner dan cat. Selanjutnya, Budi kembali ke rumah istrinya. Begitu melihat rumah Kuswatul pintunya masih tertutup, Budi pun langsung menyiramkan tiner dan campuran cat ke seluruh sutu rumah, selanjutnya menyulutnya dengan api. Sesaat, Budi sempat melihat api berkobar. Namun tidak lama kemudian dia kabur, begitu banyak orang datang untuk memadamkan api. Beruntung saat itu warga cepat memadamkan api, sehingga kerusakan akibat kebakaran itu tidak terlampau parah. “Saya itu jengkel, karena rumah saya dibuat mangkal PSK. Itu rumah kami bangun untuk tempat tinggal, bukan untuk disewakan sebagai tempat mesum,’’ kata Budi.
Sementara itu petugas Polsek Karangploso enggan beresiko. Apal`gi di sel tahanan, Budi hanya seorang diri. Mengantisipasi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, terlebih kondisi Budi yang  syok setelah peristiwa itu membuat petugas memilih jalan aman. Yaitu menitipkan Budi ke LP Lowokwaru. “Sejak ditangkap anggota langsung melakukan pemeriksaan, termasuk surat dan berkas kami lengkapi semuanya. Sehingga setelah diperiksa semuanya, penahanan tersangka kami titipkan ke LP Lowokwaru,’’ ungkap Sugeng (ira/nug)


sumber: http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=40846:duda-satu-anak-bakar-rumah-mantan-istri&catid=48:kriminal&Itemid=74