Selasa, 03 Januari 2012

Antisipasi Air Keruh, PDAM Kota Malang Siap Tambah Sumber Air



Minggu, 11 Desember 2011 14:44:13 WIB
Reporter : Yatimul Ainun


Malang (beritajatim.com) - Tak ingin mengecewakan para pelanggannya, akibat kejadian air keruh pada November lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang, siap menambah dan membebaskan lahan sumber air yang akan dibelinya di wilayah Kabupaten Malang. Dananya, akan diusulkan pada Dana Alokasi Khusus (DAK) Kota Malang, tahun 2012 mendatang.

Menurut Teguh Cahyono, Direktur Teknik PDAM Kota Malang, Minggu (11/12/2011), dalam acara kunjungan ke salah satu sumber Karangan, yang berlokasi di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, lahan yang akan dibebaskan di sumber Karangan, sekitar 4 hektare. "Lahannya seluas 5000 meter persegi. Itu yang akan dibeli oleh PDAM. Danaya akan diusulkan melalui DAK pada 2012 nanti sekitar Rp 3 miliar. Mau beli lahan itu setelah adanya kasus air keruh pada November lalu," katanya.

Mau dianggarkan di APBD kata Teguh, sudah tidak memungkinkan. Karenannya, akan diusulkan pada DAK 2012 nanti. Air yang akan mengambil di Sumber Karangan, adalah untuk pelanggan yang ada di wilayah Dinoyo, Mislanya, Joyogrand dan sekitarnya. "Total lahan sekitar 40 ribu meter persegi, yang sudah dimilik PDAM seluas 20 ribu meter. Namun, yang bisa dibebaskan hanya 15 ribu meter persegi," akunya.

Untuk mengantisipasi terjadinya air keruh, saat terjadi hujan beber teguh, pihaknya terus melakukan monitoring saat hujan terjadi. "Bahkan saat hujan, kita berusaha tidak dimasukkan, khawatir keruh. Yang jelas, kita akan tetap berusaha bagaimana kejadian yang lalu terjadi lagi. Monitoring tetap akan dilakukan selama masih belum ada anggaran untuk pembelian lahan," katanya.

Saat ini, untuk pelanggan yang diambilkan dari Sumber air Karangan itu sebanyak 4.000 pelanggan. Sumber air Karangan itu dibangun pada 1915 lalu, dengan debit izin 40 liter perdetik, yang terealisasi kurang lebih 38 liter perdetik.

"Lahannya yang akan PDAM beli itu adalah milik dari 9 orang warga disini. Sudah dimediasi oleh Pemkab Malang dan LSM juga PDAM Kota Malang. Jadi sudah tak ada masalah. Tinggal menunggu dananya saja. Yang diminta oleh 9 pemilik lahan itu sekitar 3 miliar," aku Teguh.[ain/ted]


sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2011-12-11/120470/Antisipasi_Air_Keruh,_PDAM_Kota_Malang_Siap_Tambah_Sumber_Air

LSM ORPPAT Ingin Gandeng FKPPI Jatim


Suwandono
Surabaya, Portal-Nasional.Com
Tak mengenal lelah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Organisasi Pemuda Perapatan (ORPPAT) ini tetap eksis peduli lingkungan. Bertahun lamanya kegiatan penanaman pohon penghijauan di lereng Gunung Arjuna – Malang Raya tetap dilakukan. Tepatnya di kawasan Gunung Mudjur, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso – Malang.
Tujuannya semata untuk kemaslahatan ummat dalam menghidupkan fungsi hutan. Terutama yang tidak kalah pentingnya dalam menghadapi penjarahan lahan hutan. Para pengrusak kelestarian hutan itu hanya semata kepentingan pribadi. Padahal berdampak bencana terhadap masyarakat luas. Baik terjadinya banjir bandang maupun tanah longsor. Agaknya kontradiksi melihat sepak terjang Orppat. Disatu sisi dia  menghijaukan kembali hutan, namun di sisi lain para penjarah tetap melakukan aksinya. Kendati penjarah berdasi itu justru jelas sekali  “menggundulkan” hutan. Sehingga Orppat dan Perhutani dalam menghadapi oknum pengusaha seperti ini, serasa tak berdaya.
Menyadari hal itu dengan segala keterbatasan, H.Jonatahan Suwandono, pendiri dan sekaligus pembina Orppat merasa perlu bekerjasama dengan Forum Komunikasi Putra/i Purnawirawan Indonesia (FKPPI) . Gagasan itu timbul ketika salah satu pengurus teras FKPPI Jawa Timur, Heru Sukotjo menggulirkan idenya  untuk bekerjasama. Gagasan itulah dalam waktu dekat, Heru Sukotjo, ingin mempertemukan Suwandono dengan Gatot Sudjito, selaku Ketua FKPPI Jawa Timur.
Anak Macan
Bagi Suwandono hal itu sangat penting. Dia mengibaratkan FKPPI adalah ‘Anak Macan’. Yang mestinya wajar masuk hutan ikut peduli lingkungan dan berani menghadapi para pembalak liar. Karena itu jika terjalin MoU (Memorandum of Understanding), otomatis ‘Induk Macan’ juga tidak tinggal diam. Dalam hal ini Pangdam V Brawijaya. Pandangan Suwandono yang cukup berpengalaman dalam pemnberdayaan masyarkat bersama lingkungannya,  mengembalikan fungsi hutan merupakan karya besar tiada tara. Seingat saya, jelas Suwandono, di jaman penjajahan, nenek moyang kita dalam melakukan perlawanan bergeriliya terhadap penjajah, menyusun kekuatannya sering  di dalam hutan. Salah satu alasan, karena hutannya masih lebat dan sangat mendukung sebagai tempat persembunyian. Tapi sekarang mayoritas hutannya sudah gundul. Kalau kondisi hutan sekarang banyak yang gundul tentu saja kurang pas digunakan sebagai persembunyian. Selain mudah diketahui musuh dan terlalu mudah dirudal dari pesawat tempur. Gambaran Suwandono merupakan salah satu sisi manfaat hutan yang bisa dipetik. Namun kekhawatiran dalam benaknya akan sangat lebih parah jika para penjarah lahan berdasih ratusan hektar membabat tanaman tegakan dijadikan tanaman sayur.
“Ini jelas akan menimbulkan malapetaka besar. Anda bayangkan, namanya kawasan Ijen Kota Malang di era tahun tujuh puluhan hingga sembilan puluhan tak pernah mengalami banjir. Tapi sekarang bisa terjadi banjir hingga ketinggian hampir satu meter. Karena apa?. Salah satunya hutan-hutan gunung disekitarnya sudah banyak yang gundul. Fungsi hutan berubah. Tanaman tegakan dibabat diganti tanaman sayur salah satunya tanaman kentang. Dikoordinir oleh pengusaha berduit yang hanya memikirkan keuntungan. Disinilah kita butuh anak macan yang tentunya induk macan juga ikut memberikan support. Mari sama-sama masuk hutan. Muda-mudahan dengan menggandeng anak macan, akan betul-betul menjadi macan betulan, bukannya macan sirkus.  Karena disanalah realita yang sesungguhnya hutan kita kondisi sekarang,” ujar Suwandono ditemui Portal-Nasional.Com di kediamannya kawasan Kenjeran. Kalau ditanya, apa yang sudah dilakukan Orppat di Gunung Mudjur ?. Ia akui sekitar 50 hektar melakukan penanaman pohon lindung tegakan meski masih  belum maksimal. Diantaranya Kopi, Jabon, Ekaliptus, Suren, Albasia, dan Lamtoro. Jumlahnya sudah ribuan bibit pohon yang ditanam. “Kita terbuka kepada elemen apapun yang peduli lingkungan. Selama ini unsur mahasiswa pencipta alam, LSM, dan institusi pemerintah. Yang penting visi dan misinya sama konsist terhadap pelestarian lingkungan termasuk hutan. Masalah dana memang merupakan kendala dalam pembelian bibit tanaman. Namun semangat kami tetap beraktivitas. Setiap minggu selalu melakukan kegiatan di Hutan lereng Arjuna,” kata Suwandono. (ab)
sumber: http://portal-nasional.com/?p=5960

Duda Satu Anak Bakar Rumah Mantan Istri



Senin, 02 Januari 2012 14:47
KARANGPLOSO– Budi Istanto, 31 tahun, warga Dusun Karangan, Desa Donowarih, Karangploso, meringkuk di sel tahanan Polsek Karangploso. Duda satu anak ini ditangkap setelah membakar rumah Kuswatul Dewi, 19 tahun, mantan istrinya di Dusun Leban, Desa Tawangargo, Karangploso. Petugas Polsek Karangploso  berhasil  mengamankan kaleng tiner dan cat yang ditinggalkan tersangka di TKP.
“Kaleng tiner dan kaleng cat kami amankan sejak mendapatkan laporan  Sabtu lalu. Hanya saja, saat itu tersangka sempat kabur, dan baru pulang hari  Minggu lalu, dan langsung kami amankan,” terang Kapolsek Karangploso, AKP Sugeng Hardianto. Dijelaskan dia, pembakaran rumah berawal saat Budi melintas di depan rumah mantan istrinya tersebut. Saat melintas itulah, Budi melihat dua wanita dan satu laki-laki berada di rumah itu. Semula,  Budi menduga tiga orang tersebut adalah teman mantan istrinya. Namun begitu, Budi menjadi curiga begitu dia bertandang, ternyata Kuswatul tidak berada di rumah.
Seketika Budi jengkel. Terlebih saat itu dia sempat melihat salah satu wanita yang tadinya berada di dalam rumah tersebut keluar. Karena praktis jika satu wanita keluar maka di rumah yang pernah ditempati dengan istrinya itu berisi dua orang berlainan jenis. Budi pun kian tersulut emosinya, setelah melihat pintu rumahnya ditutup. Sehingga dia pun menduga-duga jika dua orang berlainan jenis yang ada di dalam rumah itu sedang melakukan perbuatan mesum. Terlebih, Budi juga sempat mendengar isu jika wanita yang ada di dalam rumah yang ditempati istrinya itu berprofesi sebagai PSK.
Tanpa banyak kata, dengan hati memendam amarah Budi pulang ke rumahnya. Bukan untuk menenangkan diri, tapi untuk mengambil tiner dan cat. Selanjutnya, Budi kembali ke rumah istrinya. Begitu melihat rumah Kuswatul pintunya masih tertutup, Budi pun langsung menyiramkan tiner dan campuran cat ke seluruh sutu rumah, selanjutnya menyulutnya dengan api. Sesaat, Budi sempat melihat api berkobar. Namun tidak lama kemudian dia kabur, begitu banyak orang datang untuk memadamkan api. Beruntung saat itu warga cepat memadamkan api, sehingga kerusakan akibat kebakaran itu tidak terlampau parah. “Saya itu jengkel, karena rumah saya dibuat mangkal PSK. Itu rumah kami bangun untuk tempat tinggal, bukan untuk disewakan sebagai tempat mesum,’’ kata Budi.
Sementara itu petugas Polsek Karangploso enggan beresiko. Apal`gi di sel tahanan, Budi hanya seorang diri. Mengantisipasi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, terlebih kondisi Budi yang  syok setelah peristiwa itu membuat petugas memilih jalan aman. Yaitu menitipkan Budi ke LP Lowokwaru. “Sejak ditangkap anggota langsung melakukan pemeriksaan, termasuk surat dan berkas kami lengkapi semuanya. Sehingga setelah diperiksa semuanya, penahanan tersangka kami titipkan ke LP Lowokwaru,’’ ungkap Sugeng (ira/nug)


sumber: http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=40846:duda-satu-anak-bakar-rumah-mantan-istri&catid=48:kriminal&Itemid=74