Senin, 28 Maret 2011

Duh Gusti.. Guru Ngaji Cabuli Lima Santri

Pelecehan Seksual Berkedok Agama
 
Sabtu, 26 Maret 2011 16:40:38 WIB
Reporter : Brama Yoga Kiswara

Malang (beritajatim.com) - Entah setan apa yang terlintas dibenak M Rois (54) saat mencabuli dan menggagahi kelima santri ngajinya. Rois yang sehari-harinya dikenal sebagai guru ngaji itu, kini harus mendekam di tahanan Mapolres Malang, Sabtu (26/3/2011) siang.
Terus menundukkan wajahnya, bapak dua anak yang tinggal di Desa Tumpuk Renteng RT10/RW3, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang seakan menyesali perbuatannya. Dengan nada lirih, ia pun berucap, “Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” kata Rois saat ditemui di ruang penyidikan Polres Malang siang ini.
Sementara itu, data yang dihimpun beritajatim.com menyebutkan, Rois ditangkap hari ini setelah orang tua santriwati yang menjadi korban perbuatan amoralnya, melaporkan ke Polisi. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, kasus Rois kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang.

Menurut Rois, sehari-hari, pekerjannya hanyalah buruh tani. Di sela-sela kesibukannya itulah, Rois masih meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak di kampungnya untuk mengaji. Sebagai guru ngaji, Rois tidak sendirian. Ia dibantu anak dan istrinya. Sedang aktivitas memberikan pelajaran mengaji itu, dilakukan Rois di sebuah Mushola yang ada di samping rumahnya.

Rois menuturkan, sebagai pria yang pernah mengenyam dunia Pondok Pesantren, belajar ngaji Iqro dan Al-Quran pun mencoba ia tularkan pada anak-anak putri maupun putra di lingkungan tempat tinggalnya. Namun yang membuat warga kampung tercengang, Rois ternyata memiliki perangai yang jauh dari norma agama.

“Saya khilaf mas. Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu,” ucap Rois sambil menundukkan kepala.

Diceritakan Rois kembali, sesuai yang dia ingat, bukanlah tujuh orang santri putri yang dia cabuli. Melainkan, hanya lima kali saja. Itupun, untuk dua korban putri yang ada diberkas pemeriksaan dirinya, hanya dicabuli saja tanpa memasukkan alat kemaluannya.

“Saya melakukan itu bukan tujuh kali mas. Namun hanya lima kali saja,” terang bapak dua orang anak itu.

Ditambahkan Rois, tiga kali perbuatannya pada santriwati yang ikut belajar ngaji di rumahnya, ia gerayangi dengan memasukkan jari tangan pada kemaluan tiga korbannya. Karena terangsang, Rois akhirnya coba memasukkan alat kemaluannya pada organ intim ketiga korban tersebut.

Sedangkan untuk dua korban lainnya, Rois hanya mengaku menggerayanginya saja. Sedangkan satu santri ngaji yang ditudingkan warga dan orangtua korban hamil akibat perbuatannya, hal itu dibantah oleh Rois. “Kalau korban yang hamil itu, saya tidak tahu mas. Saya cuma memasukkan jari saja. Saat ini, korban yang hamil itu sudah dinikahkan sama orang tuanya,” papar Rois.

Tertangkapnya Rois bermula dari laporan orang tua Nilam (bukan nama sebenarnya). Nilam adalah santri ngaji Rois pada tahun 2010 lalu. Saat ini, Nilam hamil tujuh bulan. Saat kejadian, usia Nilam masih di bawah 17 tahun. Tak terima perlakukan amoral Rois, orang tua Nilam akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polisi.
Dari sinilah semuanya terbongkar. Dengan sangat menyesal, Rois pun mengakui jika lima santri ngajinya, ia cabuli tanpa sepengetahuan istri dan anaknya yang ikut memberikan pelajaran mengaji.

Menanggapi pengakuan Rois yang hanya melakukan pencabulan lima kali dan bukan tujuh kali, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, AKP Hartoyo SIK mengatakan, lima orang santri ngaji itu yang sudah diperiksa. Sedangkan dua korban lainnya, memang belum diminta keterangan dan diperiksa.

“Dari hasil pemeriksaan korban dan para saksi, ada tujuh santri putri yang menjadi korbannya. Sejauh ini, penyidikan dan pemeriksaan kasus ini memang belum tuntas seluruhnya. Bisa saja ada korban lainnya,” tegasnya. [yog/but]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar