Senin, 28 Maret 2011

Guru Ngaji Perdayai Tujuh Gadis


Jumat, 25 Maret 2011 14:08
TUREN- Moh. Rois alias Sislan, 64 tahun, guru ngaji asal Desa Tumpukrenteng RT10 RW03 Turen, nyaris menjadi bulan-bulan ratusan warga, Kamis (24/3) malam. Dia diketahui memperdayai tujuh santriwatinya dengan dalih mentransfer ilmu gaib. Ulah bejat sang guru ngaji membuat satu santriwati, sebut saja Bunga, 19 tahun, warga desa tersebut hamil delapan bulan. Sedangkan enam santriwati kehilangan kegadisan.
Perbuatan bejat Rois, sapaan pelaku terbongkar, saat suami Bunga mengetahui istrinya hamil. Setelah ditanya, dia mengaku kehamilannya ini hasil ulah guru ngajinya. Spontan, keterangan ini membuat warga Desa Tumpakrenteng geregetan dan mendatangi rumah Rois. Beberapa diantaranya juga melapor ke Mapolsek Turen. Polisi yang mendapat laporan ini, bergerak cepat dan mengamankan tersangka dari rumahnya. “Banyak yang datang sampai jalanan macet. Saya yang menyelamatkan tersangka sebelum dipukuli orang,” ujar Sudik, salah satu warga di Mapolres Malang kemarin.
Pelaku sendiri sempat menginap semalam di Mapolsek Turen kemudian dibawa ke Mapolres Malang. Sampai saat ini tercatat ada tujuh santriwati yang menjadi korban nafsu bejatnya. Namun baru lima santriwati yang berani melapor. Kepada
polisi, tersangka mengaku mengajak para santriwatinya ini melakukan hubungan suami istri dengan dalih mentransfer ilmu gaib.
“Semuanya saya lakukan di rumah saya,” terang Rois. Dia mengaku perbuatan bejat terhadap santriwatinya sudah dilakukan sejak bulan Juni tahun 2009. Sehingga saat aksi itu terjadi, banyak korbannya yang masih berusia 14 tahun dan masih bersekolah. “Mereka tidak mampu menolak paksaan saya. Setiap satu bulan sekali, saya menggilir santri perempuan di dalam kamar khusus. Dalam kamar khusus, saya jejali omongan bakal mendapat ilmu bela diri,” lanjutnya. Sayangnya, meski nyaris dihajar massa, namun dia tidak menampakkan wajah penyesalan ketika digiring ke ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang. “Kami masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap para korbannya. Bisa jadi, korbannya juga akan bertambah karena jumlah santriwatinya banyak,” kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP Hartoyo. (ary/mar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar