Selasa, 31 Januari 2012 01:35 |
![]() Dua pelaku bersenjata celurit dan linggis berhasil memperdaya Wiwin Widyawati, 31 tahun, bidan desa setempat dan suaminya Yuda Juniawan Japustra, 32 tahun, yang tinggal di Polindes tersebut. Kendati tidak dilukai, namun aksi perampokan ini membuat Wiwin dan Yuda syok. Terlebih, saat itu pelaku yang beraksi tanpa menggunakan cadar ini sempat mengancam akan memperkosa dan membunuh keduanya jika Wiwin atau Yuda melakukan perlawanan. Wiwin menuturkan perampokan itu terjadi sekitar pukul 03.00. Saat itu dua pelaku masuk setelah mencukit jendela ruang pemeriksaan pasien, dan langsung menuju kamar korban. Saat itu pelaku sempat menginjak etalase tempat penyimpanan obat serta peralatan medis, selanjutnya menginjak tempat tidur pasien. Bukan itu saja, sebelum betul-betul beraksi, pelaku lebih dulu menyempatkan timbang badan. Itu terlihat dengan kondisi alat timbang badan yang ada di bawah tempat tidur pasien kotor terkena lumpur yang diduga berasal dari sepatu yang digunakan pelaku. Setelah menimbang badan, barulah pelaku beraksi, yaitu menuju kamar tidur korban yang berjarak sekitar lima meter dari ruang pasien. Pelaku langsung menendang pintu kamar korban yang saat itu terkunci dari dalam. Kuatnya tendangan membuat Wiwin dan suaminya Yuda kaget. Lebih kaget lagi begitu muncul dua pelaku secara tiba-tiba. Dan yang membuat Wiwin shok, adalah senjata celurit yang dikalungkan ke lehernya. Saat itu pelaku mengancam, akan menebas leher Wiwin jika ibu satu anak yang kini hamil delapan bulan tersebut melakukan perlawanan. Hal yan sama juga diterima Yuda. Anak mantan Dandim 0818 Kabupaten Malang Letkol Panut Hariono ini langsung diancam dengan linggis. Pelaku pun mengancam tidak segan-segan memukul atau menusukkan linggis tersebut jika Yuda yang baru pulang setelah operasi pelepasan pen di kakinya ini melawan. “Kami hanya diam, dan menuruti mau pelaku, daripada mereka nekat,’’ kata Wiwin yang banyak dijenguk keluarganya. Usai mengancam, pelaku pun menyuruh Wiwin dan suaminya tengkurap. Namun begitu, permintaan tersebut ditolak Wiwin, lantaran kondisi perutnya sangat tidak memungkinkan dirinya tengkurap. Selanjutnya, Wiwin pun memilih untuk menghadap tembok. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, pelaku langsung membungkam mulut, serta mengikat kedua tangan dan kaki Wiwin juga Yuda. Rasa sakit yang dikeluhkan Yuda sama sekali tidak membuat pelaku mengurungkan untuk mengikat, sebaliknya pelaku kian kencang menarik tali ikatannya. Yuda pun tidak bisa berbuat apa-apa, dia takut jika pelaku kalap. Apalagi saat itu salah satu pelaku yang membawa linggis juga siap memukul, jika keduanya sampai berontak, atau tidak mau menuruti kemauan para pelaku. Dua pelaku ini baru melakukan aksinya setelah kondisi Polindes aman. Keduanya langsung mencari harta benda korban. Bahkan, pelaku juga membongkar seluruh isi lemari. Hasilnya, tidak hanya perhiasan, pelaku juga menemukan uang Rp 2 juta milik korban di dalam lemari tersebut. “Uang itu sisa pembayaran operasi pelepasan Pen suami saya,’’ kata Wiwin yang mengatakan jika Yuda keluar dari RSSA Malang baru Minggu malam lalu. Tidak puas hanya membawa perhiasan serta uang, pelaku juga meminta kunci mobil, dan HP milik korban. Permintaan inipun langsung ditanggapi. Tiga unit HP milik Wiwin dan Yuda langsung diberikan. Termasuk saat pelaku meminta kunci mobil Toyota Corolla nopol N 796 AL, oleh seketika diberikan. “Saat itu kuncinya langsung kami berikan berikut dengan STNK yang menjadi satu dengan kunci mobil,’’ tambah Wiwin sambil mengatakan jika pelaku juga menyabet laptop Acer untuk kemudian dibawa kabur. “Pelakunya kabur melalui jendela depan ini, dan pintu kamar juga di kunci,’’ kata Wiwin yang mengaku bersyukur lantaran saat perampokan terjadi, anaknya Fadil yang tidur bersama dirinya sama sekali tidak terbangun. Wiwin dan Yuda sendiri seketika langsung terbangun, setelah pelaku betul-betul pergi, sambil membawa mobil Toyota Corolla yang malam itu diparkir di depan Polindes. Kendati bisa melepaskan lakban yang menutup mulut serta melepas tali pengikat tangan dan kaki, Wiwin serta Yuda juga bingung saat hendak keluar kamar. Itu karena pintu kamar terkunci dari luar. Dan saat akan kabur melalui jendela, ternyata di tutup pelaku dengan kursi. “Kami tidak kurang akal. Sekuat tenaga kami berteriak meminta tolong warga,’’ tambah wanita yang mengaku lebih lima tahun dinas di Polindes Donowarih. Teriakan Wiwin dan Yuda ini cukup mendapat respon. Satu persatu warga berdatangan, dan memberikan pertolongan. Bahkan, saat itu juga, warga melapor ke Polsek Karangploso, terkait kasus perampokan tersebut. Responnya petugas Polsek Karangploso langsung datang ke TKP untuk melakukan penyelidikan. Beberapa saksi dimintai keterangan terkait kasus yang cukup menggemparkan warga ini. Petugas juga menyebarkan informasi terkait identitas mobil yang juga ikut dibawa kabur pelaku. Harapannya jika ada orang yang melihat kendaraan Toyota Corola itu melintas agar segera dilaporkan ke Polsek Karangploso. Mobil milik Wiwin tersebut dapat ditemukan petugas di Jalan Karanglo, Desa Banjararum. Saat ditemukan posisi jendela kanan mobil terbuka, dan pintu mobil terbuka sedikit. Diduga pelaku sengaja meninggalkan mobil, agar tidak bisa dilacak keberadaannya. “Kini kami juga terus menyebarkan informasi, agar pelakunya dapat ditangkap,’’ kata Kapolsek Karangploso AKP Sugeng Hardianto sambil mengatakan untuk proses penyidikan mobil sedan milik korban diamankan sebagai barang bukti. Sementara itu informasi lain menyebutkan jika pelaku diduga datang dengan mengendarai mobil Toyota Kijang Innova. Dugaan itu dikuatkan dengan salah satu warga yang melihat ada mobil Toyota Kijang Innova parkir di seberang jalan Polindes. “Saat itu warga tidak curiga, dan menduga jika yang datang ada warga yang mengantarkan pasien berobat. (ira/nug) |
Rabu, 01 Februari 2012
Polindes Donowarih Dirampok
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar